Ceritanya
lagi edisi ‘berdamai dengan Dady Astronot (Dedi Astono)’
Dear you, “Mantan Trouble Maker
yang kini menjelma sebagai Dady Astronot”, ingatkah? Semasa kita kecil dulu,
Engkau selalu menggangguku dengan beragam ulah yang kusebut sebagai ‘gangguan’.
Sadarkah Engkau membuat masa kecilku dipenuhi tangis, teriakan memanggil Mamah
untuk mengadukan kenakalanmu? Huh, Mamah menganggap semua itu biasa saja. Lalu
aku bercerita pada teman-temanku. Aku bilang pada mereka Engkau begitu
menyebalkan! Aku bilang juga pada mereka kalau aku tak menyukai tingkahmu. Hah,
aku tak percaya dengan pernyataan teman-temanku yang mengatakan bahwa Engkau
menyayangiku dan cara itulah yang Kau gunakan untuk mengungkapkannya.
Engkau sering memutar lagu
dengan memaksimalkan speaker. Telingaku bising sekali. Andai saja lagu yang Kau
putar adalah lagu kesukaanku, faktanya semua lagumu itu aneh! Aku tak bisa
memahamimu, sungguh, Engkau aneh sekali! Dan menyebalkan! Aku masih tak bisa
memahamimu, seperti waktu aku gagal masuk SMA faforit, Engkau selalu
mengejekku, menyindirku dengan nada dan tawa khasmu. Padahal SMA-mu sendiri
jauh berada di bawah SMA-ku. Oh….. bisa juga Mamah melahirkan manusia
sepertimu. Ohh malangnya nasibku, Mamah selalu membelamu. Waktu aku mengadu,
Mamah selalu menjawab, “Yang penting sekarang udah jadi orang,” (Berarti anak
kedua Mamah itu dulunya bukan orang ya? wakakkakaka)
Ahhh, jadi ingat. Sebelum Kau
berubah bentuk jadi “orang”, Kau harus ke Banyubiru dulu untuk pendidikan.
“Selamat jalan Trouble Maker, selamat datang kedamaian hidup!” Hahhaha untuk
sementara aku dapat bahagia. Hanya sementara? Memang hanya sementara. Tiba-tiba
semua menjadi kosong. Tidak ada yang menggangguku lagi. Rumah jadi sepi karena
tidak ada yang memutar winamp amat keras di rumah. Aku mencoba meramaikan
suasana. Aku masuk ke kamarmu dan kuputar winamp amat keras. Aku coba resapi
lagu-lagu anehmu. Suasana seperti mengikuti lagumu, aneh. Rasanya aneh kalo
bukan Engkau yang memutarnya. Tetap ada yang kurang di sini kalo Engkau tak
ada. Dan hari itu adalah pertama kalinya aku bisa merasakan rindu.
Waktu terus berlalu dan Kau
tetap seperti itu. Ada yang aneh. Kapan kita bisa sama-sama dewasa, membahas
sesuatu yang serius, bukan bertingkah layaknya kakak laki-laki kepada adiknya
yang masih TK? Sampai tiba waktunya Kau menikah. Aku kira sejak hari itu semua
akan berubah. Aku kira tidak ada yang aneh lagi dnegan tingkahmu.
Hah, siapa bilang? Kau tak
berubah, masih saja tetap aneh! Engkau masih menggangguku! Tidak!! Aku tidak
lagi mengatakan Engkau menyebalkan dan aneh. Percayalah. Hari itu aku
mengetahui rahasia besar dalam dirimu. Ahhhh, mungkin itu bukan rahasia besar
bagi orang di luar sana, tapi bagiku ini rahasia besar karena sebagai
adikmu,aku baru mengetahuinya.
Aku kira kita memang berbeda.
Kita tidak memiliki kesamaan! Entah fisik, sifat, dan mungkin tingkat
kecerdasan. Aku kira Engkau sama dengan ****** lainnya. Sampai akhirnya,
seseorang di luar sana, seseorang yang tidak ada hubungannya dengan keluarga
kita, berkata padaku bahwa Engkau memang berbeda. Dan mulai hari itu, aku
mengetahui sebuah rahasia bahwa kita memang memiliki kesamaan. Kejujuranmu,
loyalitas dalam bekerja, bagaimana Engkau bekerja, semua itu aku ketahui dari
orang lain. Nanar sekali ya? Lalu aku begitu mengingat saat Kau mengejek
SMA-ku, aku gantian mengejekmu dengan “****** gadungan”. Tapi Engkau tetap saja
aneh. Bisa-bisanya Engkau masih tertawa di depanku usai kuejek seperti itu,
terlepas dari . Heran deh…. Engkau
memang aneh.
Sejak hari itu, aku mengubah
namamu di kontakk hape. Hahhahaha, di kontak hape, dulu namamu “Trouble maker”,
sekarang menjadi “Dady Astonot”. Ya…. Meski memang bukan nama aslimu (Dedi
Astono) hahahha.
Sekarang, bagiku semua yang
aneh darimu itu adalah wajar. Sekarang aku percaya dengan pernyataan
teman-temanku dulu. Engkau memang menyayangiku dan aku menyayangimu.
Hahhahahahahha :D. Sekarang, akulah yang memutar lagu-lagu anehmu. Kuputar lagu
Shagy Dog yang berjudul “Honey” di samping Hamam, putramu. Hahhahaha dan Kau
masih aneh, tiba-tiba Kau menghampiri kami dan berjoged. Itu lucu, Engkau memang lucu. Engkau memang
lucu sepertiku.
Tuhan terima kasih telah
menghadirkan manusia seperti Dady Astronot di tengah keluarga kami. Mamah
terima kasih telah melahirkan kakak ganteng untukku. Ciuuuuus, abangku yang
satu ini bener2 ganteng, cakep poooool. Sebenernya banyak lho temen-temenku
yang ngefans sama dia, wakakakka :)
Akhirnya, aku sayang Dady
Astronot. Aku suka tingkah anehnya, yaaaa meski sampai saat ini kita tidak
pernah terlibat pada obrolan yang serius dan dewasa. Tetap saja, di matanya aku
adalah adiknya yang masih TK :)
Berbahagialah
Kalian yang memiliki kakak kandung. Percayalah mereka menyayangimu, teramat
menyayangimu dengan caranya sendiri-sendiri. Kalian tinggal mempercayai bahwa
sayang dan peduli itu ada. Jangan pernah terlambat menyadarinya. Jangan sampai
orang lain lebih mengenal dan memahami kakak dan keluarga kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar