Three Cups of
Tea
Novel yang
diangkat dari kehidupan nyata ini menceritakan tentang sebuah perjalanan mantan
pendaki dalam upaya penyejahteraan penduduk yang tertindas di pakistan utara,
serta pengentasan buta huruf, terutama pada perempuan. Ialah Greg Mortenson,
merupakan seorang pendaki, yang tengah mencoba menaklukkan puncak tertinggi
kedua di dunia, K2 Himalaya. Saat itu, nampaknya nasib sedang tidak berpihak
padanya. Dia tengah tersesat dalam kesendirian, kehilangan temannya. Dalam
kegagalan itu pula, nyawanya pun hampir melayang, kalau bukan karena ditolong
oleh penduduk suku Balti.
Selama beberapa
hari kemudian, orang yang nantinya akrab dipanggil Dr. Greg ini dirawat oleh
suku Balti, sampai keadaannya bisa dibilang sembuh benar. Di sini, bertemulah Greg
dengan sesepuh desa bernama Haji Ali. Kedepannya, Greg sering mendapat nasihat
yang merupakan pelajaran berharga dari Haji Ali. “Pada cangkir pertama, engkau
masih orang asing; cangkir kedua, engkau teman; cangkir ketiga, engkau
bergabung dengan keluarga kami. Sebuah keluarga yang siap untuk berbuat apa
pun-bahkan untuk mati” begitulah kata Haji Ali.
Greg mendapatkan
keramahan dari warga muslim di sini, maka tak heran bila ia betah. Dia pula
sudah memahami benar tentang kondisi tempat ini, bahkan bahwa daerah ini
menderita kemiskinan, kondisi yanag jauh dari sejahtera, banyak bayi meninggal
sebelum ulang tahunnya yang pertama, banyak pula yang kekurangan gizi,
penyakit-penyakit berbahaya, di sini Greg yang notabenenya bekerja sebagai
perawat di negaranya, Amerika, menolong penduduk dengan ilmu yang ia kuasai.
Keadaan yang begitu mencekam, sampai saat ia melihat kondisi sekolah di daerah
ini. Para anak-anak yang semangat menuntut ilmu, karena keterbatasan mereka
berkumpul di atas tanah yang membeku, mengerjakan pelajaran mereka tanpa guru,
karena mereka harus berbagi guru dengan kawasan tetangga. Mulai dari sinilah
perjalanan hidup barunya akan dimulai. Greg berjanji akan mendirikan sekolah
bagi penduduk Korphe.
Greg merupakan
anak sepasang suami istri Dempesy dan Jerene. Ayahnya, Dempesy merupakan
seorang yang tergugah hatinya, hingga mendirikan rumah sakit dengan penuh
perjuanagn. Darah kepedulian ini kelak akan diwariskan pada anak laki-lakinya,
Greg, sebelum ia meninggal karena serangan jantung. Adiknya sendiri, Christa, juga meninggal
karena suatu penyakit bernama meningitis, radang selaput otak.
Dalam perjalanan
petualangannya, tentu saja Greg medapati banyak kendala, dimulai dari
pendanaan, percintaan, penolakan, dan
ancaman bahkan perang. Dalam pendanaan untuk dapat membangun sekolah yang sudah
Greg janjikan pada penduduk desa Korphe, Greg snagat terbantu dengan adanya
Jean Hoerney, yang notabenenya sama-sama mantan pendaki. Dengan adanya si kaya
raya Hoerney ini, tentu saja Greg sangat terbantu, sampai pada penyelesaian
sekolah Korphe. Bahkan atas inisiatif dan bantuan dari Hoerney, Greg menjadi
direktur institusi Asia Tengah, Central Asia Institute (CAI). Dengan adanya CAI
ini, perjalanan pendirian sekolah tidak hanya berakhir di Korphe, tetapi meluas
hingga puluhan sudah berdiri sekolah dengan dana CAI, memiliki puluh ribuan
jumlah siswa yang jumlah tiap pekannya tidak tentu karena CAI juga memberikan
gaji, serta kebutuhan sekolah. Di sini,
Greg mendapatkan pelajaran berharga dari Haji Ali, bahwa dalam mendirikan
sekolah, jangan langsung menuju suatu daerah jauh yang belum tentu ada satu
orang pun yang kamu kenal, tapi mulailah dari kampung ke kapung yang dekat. Haji
Ali pula berpesan agar jangan sampai Greg keluar ataupun pergi ke suatu tempat
tanpa ditemani sesepuh atau pun seseorang yang paling berpengaruh di suatu desa
tersebut. Hal ini sangat terbukti, bahwa Greg sempat pernah diculik oleh suatu
kelompok.
Dalam pembangunan
sekolah Korphe ini, Greg sempat mengalami banyak masalah, hingga Greg sedikit
lebih lama menunjukkan foto sekolah ini pada Hoerney sebelum ia meninggal
karena suatu penyakit keras. Bermula dari daerah lain yang menginginkan
dibangunkannya sekolah, hingga Greg sempat kehilangan bahan bangunannya, dan
ketika ia sudah mendapatkan bahan bangunannya lagi, penduduk desa korphe lebih
membutuhkan jembatan terlebih dahulu dari pada sekolah. Karena hambatan ini
juga, Hoerney harus mengocek rupe lagi agar sekolah di korphe dapat segera
berdiri.
Di tengah masa-masa
sulitnya, ketika bisa dibilang Greg tidak memiliki tempat tinggal, dia
mendapati masalah dalam percintaan. Mulai dari ditinggal teman kencannya kembali
pada kekasih lamanya, sampai ia bertemu dengan Tara. Tara ini, adalah labuhan
hati terakhir bagi Greg, sampai akhirnya mereka mempunyai dua orang anak. Dan
karena tuntutan pekerjaan pula, ditambah bekerja di daerah yang dianggap
‘bahaya’, Greg sedikit sekali memiliki waktu untuk keluarganya. Tetapi, Tara
merupakan perempuan yang luar biasa, dia bisa menerima sang suami apa adanya,
meski dia sering gelisah di tengah kesepiannya, menanti kabar dari Greg apakah
sang suami berada dalam keadaan masih aman.
Greg merupakan
seorang yang sangat dihormati karena dedikasinya yang tinggi pada penduduk
muslim, walaupun notabenenya dia merupakan Kafir. Dengan dana minim, dia
sanggup mendirikan sebuah sekolah, karena dia memperhitungkan semuanya secara
masak. Walaubagaimana pun juga, dana yang ada dalam rekening CAI terbatas. Harus
ada suatu upaya, agar CAI semakin berkembang. Greg sering melakukan presentasi
memutar slide, berharap yang melihat presentasinya akan terkesima dan bersedia
membantu. Pada awal perjalanan, hanya beberapa yang hadir. Akan tetapi, setelah
dieksposenya berita tentang perjalanan Greg ini pada sebuah majalah parade, langkah
CAI dan Greg nampak semakin mulus. Selanjutnya, saldo di rekening CAI terus
membaik, hingga Greg dapat mengangkat beberapa karyawan lagi sampai adanya kenaikan
gaji.
Keluar dari
masalah pendanaan, Greg masih dihadapi dengan masalah lain. Bagaimanapun juga,
Pakistan dan Afanistan merupakan daerah berpenduduk Muslim, sedangkan Greg
adalah seorang Kafir. Walau keduanya saling menghormati, tapi tidak berlaku
bagi warga negara asal Greg. Teroris yang meledakkan kota New York telah
mengambil peran di sini. Amerika menganggap bahwa mereka merupakan sekumpulan
teroris, dan muslim adalah musuh terbesar Amerika. Pemerintahan Pakistan pun
mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Amerika, oleh beberapa serangannya.
Selanjutnya, aktifitas CAI mendapat kecaman dari sana-sini, dari mullah-mullah
desa di negara muslim ini, bahkan sampai pemerintahan Amerika. Dalam situasi seperti ini, Greg muncul
sebagai tokoh perdamaian. Dia mengatakan pada dunia lewat majalah parade,
bahwasanya untuk memerangi teroris, adalah bukan bom dan serangan-serangan,
melainkan PENDIDIKAN.
Walau sampai
sekarang, perang belum juga berakhir, toh Greg sudah mendapatkan banyak sekali
kemenangan. Dia sudah mengambil simpatisan dunia, dan adanya seorang gadis bernama
Jahan, cucu Haji Ali, di mana dia merupakan sebuah gambaran Gadis yang
bercita-cita sebagai gadis super, yang menjadikan gambaran kesuksesan Misi
Greg. Dan dari berbagai permintaan yang datang dari segerombolan orang yang
meminta didirikan sekolah di daerahnya, Greg sudah berusaha memnuhi janjinya.
Kini, di akhir buku, dia tengah berhadapan dengan seseorang bernama, Sadhar
Khan. Sama seperti satu dekade sebelumnya bersama Haji Ali, Greg tengeh
berjanji akan mebangun sekolah dari permintaan seorang lelaki yang datang dengan menunggangi kuda, untuk
pendirian sekolah di daerah lelaki tersebut.
^*^ sEmoga BerManfaaT
BY : Ita Tifuzh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar