Jumat, 17 Februari 2012

Beberapa jam menjadi penentu


Aku memilki sahabat-sahabat yang hebat. Mereka adalah orang yang baik hatinya karena mau bersahabat dengan orang menyebalkan semacam aku, mereka semua cantik danmanis di mana-mana menjadi primadona tidak seperti diriku ini, dan yang penting kedua setelah baik adalah, mereka memberiku motifasi lewat hidup mereka. Mereka semua adalah orang terpilih, yang mana atas kualitas yang mereka miliki memiliki banyak amanah. Mereka kini menduduki posisi-posisi sentral suatu organisasi, mereka semua tanpa kecuali. Kikik yang diamanahkan sebagai bendahara umum JMF, Luluk yang memegang posisi sebagai bendahara Kapstra, Afra si otak  jiplakan IPS  yang konsisten sebagai sekretaris Kapstra, Ilma tembem yang menjadi Kabid BPU, sungguh bukan posisi yang bisa diremehkan, Nadhia yang menduduki posisi tak kalah penting di menwa, dan ini yang paling membuat cemburu, dia menjadi primadona di sana, Sibil yang berkali-kali mendapatkan prestasi juara pertama dalam bidang ‘kejurusan mantra seorang dukun’ serta Nisa yang siapa orang di dunia ini yang tidak mengetahui ketulusan hatinya, dia adalah seorang perempuan yang dikenal orang lewat ketulusan dan kebaikan hatinya, dan kau tau kawan, kurang lebih selama setahun ini aku memperhatikannya, dia selalu mendapatkan amanah dalam setiap acara yang diselenggarakan Kapsra, dan itu bukanlah amanah yang main-main . Mereka sudah menjadi orang berpengaruh di tempat yang mereka pilih. Lalu ketika kami berkumpul, selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah tentang diri ku, di mana aku berada, apakah aku sejajar dengan mereka?

Sebenarnya aku ingin memulai tulisan ini dengan kalimat “aku malu menjadi sahabat dari sahabat-sahabatku”. Tapi aku mengurungkan niatku, lantaran itu akan menjestifikasi diriku untuk belum menerima amanah sebagai staff humas Kopma tahun ini. Ya, aku hanya akan positif thinking saja di sini. Aku akan menyatakan, kalau “sahabat-sahabatku, tidak akan kecewa memilki sahabat seperti aku”. Itu baru kalimat positif yang membangun. Well, beberapa menit lalu aku membaca sms dari Tari, sahabatku di Kopma. Dia mengatakan, dia sedang nervous, menanti datangnya hari Jumat, karena beberapa jam nanti akan diumumkan hasil seleksi staff. Sama halnya denganku, aku juga nervous. Tapi di sini aku tidak ingin terlalu berharap. Aku tidak boleh ambisius lagi. Aku memang menginginkan posisi tersebut, tetapi, Tuhan lebih mengetahui di mana seharusnya  aku berada. Dan dengan sedikit kesabaran, aku terus menanti waktu selanjutnya yang akan tiba sebagai penentu.

Beberapa jam lagi, akan ditentukan kesejajaranku dengan sahabat-sahabatku. Beberapa jam lagi, aku akan bisa menginspirasi mereka. Beberapa jam lagi, semua akan mulai berubah. Beberapa jam lagi, akan menentukan seberapa banyak waktu yang bisa aku habiskan bersama mereka.

Bagaimana pun nanti pengumumannya, aku akan tetap bangga pada diriku sendiri. Aku akan buat sahabat-sahabatku bangga dengan diriku. Jikalau aku adalah orang terpilih, tentu saja aku sangat senang karena secara tidak langsung aku tidak akan malu dengan sahabat-sabataku, karena nantinya, aku akan sejajar dengan mereka. Akan tetapi, jikalau belum tahun ini aku mendapat amanah tersebut, aku bisa menginspirasi serta menyejajarkan posisiku dengan mereka lewat kelebihan-kelebihanku seperti menulis, berenang, dan sudah diterima atau belum diterimanya aku menjadi staff humas nantinya, aku akan membuat mereka terinspirasi melalui prestasi lomba kepenulisan. Ini adalah janji untuk diriku sendiri. Ini juga, janjiku untuk sahabat-sahabatku. I’M PROMISE !!!     

Senin, 13 Februari 2012

10 februari 2011 (LIKA-LIKU METAMORFOSIS)



Selama si ulat bermetamorfosis, selama itu pula ia akan mendapatkan pembelajaran yang akan dapat mengubah hidupnya. Maksud daripada mengubah hidupnya di sini adalah, pengubahan ke arah kehidupan yang lebih baik tentunya. Tentu saja proses metamorfosis yang terjadi seumur hidupnya itu, tidak akan selamanya mulus. Sekali dua kali ia akan menemukan jalan yang berliku, sehingga ia harus sekali dua kali pula membelok-belokkan hidupnya. Sekali dua kali ia akan menjumpai jalan yang terjal, maka ia harus melangkahkan kakinya dengan sabar dan hati-hati, agar  ujudnya yang ingin nampak indah seperti kupu-kupu itu terjaga kualitasnya, tidak terluka sedikit pun dan menjadi lebih indah tentunya. Sekali dua kali pula ia menemukan jalan yang lain lagi jenis bagi kendala dan penunjang metamorfosisnya. Lalu tiba hari ini. Hari di mana ia menemui suatu jalan yang berkelok-kelok.

 Ketika si ulat dan segerombilan yang dinamainya segerombolan ulat, duduk berkumpul dan menghangatkan suasana dengan mengobrol. Topik yang  tengah dibahas adalah tentang organisasi, pejuang, dan antek-anteknya. Hwalahhh............. mungkin banyak orang yang bingung dengan kata itu (antek-anteknya). Iya, di sini si ulat mencoba  merangkum suatu golongan. Ada satu golongan yang memperjuangkan suatu organisasi dengan terus berkomitmen dalam kinerja, ada pula golongan yang memperjuangkan organisasi dengan aktif memberikan kritik sarannya yang sayangnya nampak sebagai suatu pemberontakan mungkin dalam bahasa kasarnya, ada golongan yang datang dan pergi sesukanya tanpa ia tahu organisasi macam apa yang sudah ia masuki, dan ada pula golongan yang memuat orang-orang yang masuk ke dalam, karena mungkin konflik atau sejenisnya ia tidak mendapatkan feel, maka keputusan yang ia ambil adalah meninggalkan organisasi tersebut tanpa keloyalitasan. Huhhffft,  sudahlah   kalau di sini akan membahas itu, note serta blog ku akan membuat orang yang membukanya kehabisan pulsa (lebai abiz), maka mungkin sekarang waktunya bagi si ulat untuk to the point.
Okey, dari obrolan ini apa itu yang si ulat  dapat? Yang didapatnya adalan cerita-cerita tentang suatu organisasi. Tentang struktur di dalamnya. Tentang keloyalitasan di dalamnya. Tentang kinerja di dalamnya.tentang konflik di dalamnya. Tentang kekecewaan-kekecewaan di dalamnya. Semua tentang kebobrokan suatu organisasi kalau aku mengatakannya dalam bahasa kasar. Iya, tentang suatu sistem yang bobrok. Suatu sistem yang bobrok itu pun, membuat si ulat sedikit ragu untuk semakin berjalan ke depan arah organisasi itu. Lalu ketika detik menuju detik berikutnya terus berjalan mengiringi obrolan yang hangat tersebut,  si ulat pun diantarkan pada suatu pemahaman akan organisasi itu. Detik berikutnya, si ulat diingatkan akan arah dari padametamorfosisnya itu. Maka hanya lewat baris-baris kata gombal nan lebai ini, si ulat ingin mengingatkan dirinya kembali akan suatu arah hidup yang diambilnya untuk mendukung proses metamorfosinya.
Ketika di tengah jalan si ulat menemukan kenyataan yang mungkin bisa dibilang sedikit memilkukan sehingga ia menemukan banyak jalan yang berkelok, si ulat pun sempat  linbung, bingung akan belok ke mana ia nantinya. Kenyataan itu membuat ia tidak ingin meneruskan jalannya pada suatu organisasi, karena ia berfikir, akan sangat tidak mudah jalan yang ia lalui. Ia harus lebih banyak menjumpai jalan yang berkelok, terjal, dan berbagai jenis jalan yang menghambat bahkan mendukungnya. Lalu dalam suatu perjalanan panjang, ia teringat akan arah hidupnya. Arah yang membuatnya kuat bertahan, dan bangkit dari keadaan yang sempat membuatnya limbung. Lalu apa itu? Sederhana saja, hanya tentang satu kata dalam mendeskripsikannya. POHON.
Si ulat teringat akan suatu pohon. Tentu saja ini bukan sembarang pohon. Pohon ini adalah pohon yang kuat. Pohon yang berdiri dengan akar yang kokoh, di mana akar ini melambangkan suatu prinsip yang tegas, beridealis serta semangat yang tetap tertanam di dalam dasar jiwa. Iya, akar yang menjadi dasar kuat berdirinya pohon.  Pohon ini dalam hidupnya yang panjang, sudah mengalami berbagai seleksi alam, mulai dari penebangan liar, bencana alam, dan lain sebagainya. Kau tahu kawan, suatu pohon baru dikatakan pohon yang luar biasa, mana kala ia memiliki akar kuat, dan dapat bertahan dari fenomena-fenomena alam yang mematikan tersebut. Ketika pohon itu ditebang, beberapa hari kemudian dia akan memunculkan tunasnya di atas sisa kehidupannya. Dia selamat kawan. Dia bangit lagi dari kematian yang hampir merengut nyawanya. Dia masih berdiri kokoh dengan akarnya, dan hanya membutuhkan hal yang dinamakan WAKTU untuk kembali tumbuh besar dan kokoh. Pohon ini terbukti pohon besar nan kokoh, luar biasa kawan. Seperti pula akarnya, dia merupakan salah satu yang membuat pohon ini tegar. Lalu ketika pohon ini dipuja-puji, si akar tetap berada di balik dasar jiwa, ia tidak akan menampakkan wujudnya. Kau tahu kenapa kawan? Adalah karena ia hanya ingin jauh dari hal yang berwujud SOMBONG. Ia hanya ingin menjadi penjaga kehidupan si pohon, agar ia tetap bertahan untuk  menahan si pohon tetap kuat, tidak dilemahlkan oleh pujian.
Lalu ketika berbagai jalan terjal pun datang. Cukup kata-kata sederhana untuk mengungkapkannya. Hanya suatu kata tentang KAWAN. Jalan yang terjal tersebut tak ubahnya suatu permasalahan hidup, hambatan, dan segala hal yang melemahkan kita. Ketika kita bisa berteman dengan mereka, kita akan bisa bergaul dengan mereka. Ketika kita bisa bergaul dengan mereka, kita akan lebih mudah dalam bertindak. Maka akhirnya kawan, si ulat akan lebih mudah dan dewasa dalam menghadapi berbagai lika-liku dalam hidup...... Maka kawan, bolehkanh si ulat mengajakmu untuk bersahabat dengan lika-liku hidupmu????

Hahahahahah........ semoga saja kalian tidak bosan membaca note dan blog si ulat ya............. Silahkan ambil sendiri hikmah di dalamnya, karena setiap diri, pasti memilki pemaknaan dalam arah hidupnya secara berbeda-beda :-).

Senin, 06 Februari 2012

Kado spesial dari dan untuk diri sendiri


Kawan, kau tahu sebenarnya apa makna sesungguhnya di balik kata ‘ulang tahun’? Menurutku, adalah  bukan pesta, kesenangan, keramaian, kue ulang tahun, lilin, ucapan, apa lagi kado... Bukan kawan.... Kau tahu kawan? Setiap orang punya idealisme berbeda. Kalau seorang sahabat mendapat apa yang aku sebutkan tadi, adalah tak masalah bagiku. Bahkan kalau aku pun yang mendapatkannya, juga bukan merupakan suatu permasalahan. Kau tahu kawan, asal semua itu dalam batas idealisme, semua menjadi tak masalah. Dan di sini, aku mengusung idealismeku sendiri. Aku memberi pemaknaan sendiri untuk ulang tahunku yang ke 20 ini. Hahahaha, aku tak perlu malu untuk menjadi tua, apalagi berkepala dua. Kau tahu kenapa kawan? Karena setua apa pun aku, aku tetap awet muda kan? Kau tahu kenapa kawan? Karena aku memiliki banyak ‘andeng-andeng’. Dari halaman suatu web, aku tahu kalau orang yang punya banyak ‘andeng-andeng’ akan awet muda .... hahahahhahaha...dan aku percaya itu :p
Okey, kembali lagi kepada sebuah idealisme yang aku ungkit di muka. Menurutku pribadi, sesungguhnya ketika seorang sahabat tengah berulang tahun, akan lebih baik bagi dia untuk berdiam sejenak, menyadari betapa sisa umurnya dengan cepat semakin habis dimakan waktu. Oleh karenanya, dia harus cepat-cepat membenahi hidupnya? Kau tahu kenapa kawan? Karena, dengan sisa umur yang semakin berkurang, maka hari di mana kita ditakdirkan untuk mati adalah semakin dekat. Apa kau sudah siap kawan? Aku tanya sekali lagi, APA KAU SUDAH SIAP KAWAN? Nyatanya, kita selalu berpesta di hari ulang tahun kita, padahal, di beberapa hari sebelumnya, kita melakukan kesalahan yang mengurangi tingkat kualitas diri kita, membuat teman dan sahabat kita jengkel, membuat orang tua murka, bahkan sampe kucing periaraan tetangga pun murka. Malah yang lebih parahnya lagi, tikus-tikus sampai kabur dari rumah. Dan apakah kita masih bisa melanjutkan pesta tanpa beban? Apakah kita akan tetap melanjutkan hari-hari yang tersisa dengan biasa-biasa saja? TIDAK KAWAN!!! TIDAK!!!
Suatu ketika mulai sadar telah banyak melakukan kesalahan. Lalu sempat down oleh karenanya. Dan aku sungguh bersyukur dan menyadari, bahwa hanya orang-orang yang terpilih seperti akulah yang merasakana dan menyadarinya (wekkkk :p). So, aku rasa kalian semua sudahlah faham mengapa aku dua hari menghilang tanpa jejak, tanpa kabar, juga tanpa hp yang bisa dihibungi. Di hari ulang tahunku, aku memilih untuk menyendiri. Dengan sendiri, aku lebih bisa memikirkan diriku sendiri, karena hanya ada aku dan jasad yang dititipkan Allah padaku. Aku memastikan dan meyakinkan pada diriku sendiri, bahwa dengan menghilangnya aku selama dua hari ini, aku akan benar-benar menemukan diriku sendiri. Aku bisa merefleksi diriku sendiri, introspeksi dengan apa yang sudah dilakukan selama 20 tahun? Apa kesalahanku sangatlah banyak? Bagaimana juga dengan timbangan dosaku? Sudah sejauh mana kemanfaatan dan faedah bagi bumi, atas adanya aku selama 20 tahun? Dengan begini, waktu seperti inilah yang benar-benar aku miliki untuk diriku sendiri. Refleksi diri ini akan bermanfaat, dan karenanaya aku bisa menemukan diriku sendiri. Ini merupakan kado yang aku persembahkan untuk diriku sendiri. Sungguh kado yang paling istimewa, bila kalian ulang tahun, berikanlah untuk diri kalian sendiri. Sungguh yang bisa memberi itu adalah diri kalian, bukan orang lain.  
Aku bisa melihat tampang kalian sudah mulai betek membaca noteku ini. Tapi  ini belum selesai kawan. Simak saja perjalananku untuk diriku sendiri ini. Di sana, aku menemukan banyak hal makna dalam kehidupan, serta menemukan serpihan-serpihan jiwaku yang tercecer di jalan. Walaubagaimana pun juga, belum semuanya aku tulis di sini kawan.
  • Kamis, 24 November
Malam harinya, aku sudah mulai meng off kan hapeku, setelah aku memastikan amanah dari wirus dan Andalusia cukup untuk aku anggap sementara selesai. After that, aku hanya mendengarkan lagu lewat earphone yang tersambung ke lepi kesayanganku ini, yang selalu menemaniku begadang setiap malam karena insomnia (yang ALHAMDULILLAH sekarang sudah jarang insomnia).
  • Jumat 25 November
It’s time for action. Memulai perjalanan menuju shelter transjogja di pojok beteng kulon.  Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, tetapi kalau ditempuh dengan hanya berjalan kaki, akan terasa sangat lama. Tapi kawan, kau tahu apa? Dengan berjalan kaki di sepanjang trotoar, aku bisa membaca sebuah papan di depan bangunan sebuah gedung. Di situ tertulis kepanjanagn dari PKK, dan baru sejak saat itulah aku mengetahui kepanjanagan dari tiga huruf kapital yang sering aku dengar tersebut.
Ini merupakan pertama kalinya kawan, aku naik transjogja. Jadi jangan tertawa bila aku nyasar sampai jauh sekali. Tujuanku adalah Malioboro, tapi aku nyasar sampai ke shelter transjogja di banguntapan, melewati ringroad, jombor, bahkan bandara udara adi sucipto. Dan yang paling menyebalkan dari semua ini adalah, aku ditertwakan oleh seisi shelter di sini, ya karena aku yang nyasar. Kau tahu kawan? Ada seorang ibu-ibu yang berkata seperti ini “Kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan, tapi kalo mbak ini, malu bertanya jadi Jalan-jalan”. Ah biarkan saja, aku menutup mukaku dengan slayer, bukan karena malu, tapi karena menghindari polusi.
Aku tidak akan memikirkan atau menyimpan suara tawa itu di otakku. Kalaupun  disimpan, sudah pasti akan cepat pergi, bentuknya lupa ingatan. Aku melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai juga di Taman pintar. Langsung saja aku masuk ke pasar tradisional, pasar bringharjo. Kawan, aku bertanya pada kalian, SE CARE APA KALIAN DENGAN RAKYAT INDONESIA? SE CARE APA KALIAN DENGAN MEREKA YANG DIAKUI PADA  DIRI MEREKA  SEBAGAI RAKYAT KECIL? Ada seorang nenek yang sudah teramat sangat renta, yang seharusnya istirahat di rumah, tapi dia di sudut pasar, berjualan telur asin, di mana keadaan dagangannya pun tidak jauh menyedihkan dengan keadaan si nenek itu. Aku sungguh berharap, kita semua tidak lupa dengan keberadaan mereka kawan. Apa kalian juga berharap pada hal yang sama denganku? Dan harapan ini pun aku tujukan untuk diriku sendiri. Ipuz walau sesibuk apa pun Ipuz, pasti ada sekat di sela kesibukanmu untuk menyicil cita-cita yang ingin kamu lakukan di masa depan. Pasti ada. Dan sungguh kawan, kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi kawan? SIAPA?? Haruskan menunggu anak cucu kita? Aduh coy, jangan coy, keburu entar kena kiamat 2012 :p (just guyon :p). Lalu yang lebih lucunya lagi kawan, kita sering menyantuni pengemis, padahal mereka masih bisa bekerja lho. Bahkan tenaga mereka lebih kuat dari nenek yang aku temui tadi. Kawan...bisa kalian sadari betapa semua ini tidak adil bagi mereka yang masih semangat untuk bekerja keras, tanpa ingin menggantungkan hidup pada siapa pun. Sungguh ada baiknya untuk kita  mengapresiasi mereka yang masih semangat bekerja.
Kau tahu kawan, setelah itu aku nyasar ke tempat-tempat onderdil second, semacam pasar klitikan gitu. Hwalahhh....isinya bapak-bapak semua. Setiap kali lewat, ditegur, “Nyari apa Mbak?” Wah maaf saja, saya salah jalan, salah alamat, salah komunitas, saya bukan pencuriiiiiiiiii bukan banciiiiiiiiiiiii hanya nyasarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr............... KELUARRRRRRRRRRR.................
Kawan, kalau ingin mencari fenomena lain di sudut dunia ini, masih banyak lagi yang lebih menyedihkan dan mengecewakan dari pada seorang nenek rentan yang masih semangat bekerja. Tapi aku sudah tak kuat hati melanjutkannya. Aku melakukan sebuah kesalahan, kesalahan karena tidak membeli telur yang diijual nenek itu. Kau tahu kawan apa alasanku saat itu? Adalah karena aku hanya membawa tas kecil, dan tidak akan muat untuk menampung telur itu, walau cuma sebutir. Semoga rasa bersalah ini, mendorongku dan mendorong kita semua untuk sering datang ke sini lagi, untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Agar kelak kalau sudah sukses, tidak melupakan pedagang kecil yang masih semangat bekerja. AAMIIN. (Ada lagi definisi sukses, karena menurutku, suskses itu tidak selalu yang berbau pada masa depan).
Selanjutnya, karena tidak menemukan tempat yang cocok untuk menyendiri dan merenung di sini, aku memutuskan untuk ke malioboro mall saja. Di sini aku sendiri dalam pojok bangunan pada suatu ruang, duduk menghadap meja, mengeluarkan kertas serta polpenku, mulai menulis. Aku memang pelupa. Tapi dengan mencatat, aku tidak aklan lupa lagi, insyaALLAH. Inilah kado spesial. Waktu untuk merengung, memikirkan diri sendiri, merefleksi diri sendiri, tentang bagaimana aku ini? Apa kesalahan dan sifat buruk yang harus segera dirubah. Dan bagaimana caranya, agar bisa merubah semua yang memang harus dirubah. Yang membuat aku terbelalak, kertasku ini lebih penuh dengan sisi negatifku dari pada sisi positifku yang hanya beberapa baris, sedangkan sisi negatifku sendiri sampai sehalaman kertas folio lebih. Ngekkkkk............ maafkan saya Tuhan... Tapi setidaknya, aku tahu apa yang harus dirubah mulai sekarang. Apa yang harus  dilakukan untuk itu. Ya, semua harus segera dilakukan....Ingat...ingat....ingat kawan, ingatkan aku karena sisa umurku sudah semakin tipissss.....
Setelah sekitar satu jam lebih aku bergelut dengan refleksiku sendiri, aku rasa ini sudah cukup. Nanti sambil jalan, bila aku ingat, aku langsung mengeluarkan catatanku, guna menambahnya. Oke kalo gitu, melanjutkan perjalanan. Ini waktunya untuk keluaraga. Aku pulang ke bantul kawan...setelah selama dua minggu tidak pulang. Hahhahaha....Dan aku sedikit puas di sini, karena aku sudah menebus satu kesalahanku di pasar bringharjo tadi. Kau tahu kawan apa itu? Hahahahaha...mau tau gak? Hahahaha, ketika menunggu bis jalur N yang bisa membawaku sampai ke Bantul,  aku membeli jamu dorong, di grobak dorong nenek-nenek :p. Dan yang sangat menyenangkan, bisa ngobrol sama neneknya. Seorang nenek yang penuh semangat :D Saya bangga Nek, sungguh bangga sama Nenek :D
  • 27 November
Ini hari bagiku untuk kembali ke peradaban lagi. Selamat datang kawan-kawan, pesan kalian meledakkan kotak masuk hape saya (dampak mematikan hp dua hari). Yang saya petik dari perjalanan saya adalah, kita boleh saja menikmati kemudahan dalam dunia ini, seperti belanja ke minimarket, hang out ke mall, tapi kita juga harus sering ke tempat-tempatnya rakyat seperti pasar Bringharjo ini, karena kita juga rakyat :D. Kita harus saling tolong menolong terhadap sesama rakyat :D. Sedangkan dari refleksi diri saya sendiri, kertas ini, Insya ALLAH akan saya jaga dan menjadikannya sebagai bagian dari diri sendiri agar bisa saya baca setiap saat, agar saya ingat, kalo saya sudah mencatat agenda perubahan dalam diri saya. Agar saya ingat, sisa umur saya sudah semakin menipisssssss ................

Timuran, 28 November 2011

Sesuatu yang Mewah dan Megah dari Kekeluargaan KDC





KDC Camp. Kalau diruntut dari sejarahnya (yang lebih tepat baru setahun yang lalu hahahhaha), KDC selalu mengadakan sebuah acara yang dibilang aseekkk gila  gaholll bernama “KDC CAMP”. Untuk KDC Camp kali ini, brandnya bisa dibilang lebih mengelitkan diri, yaitu “TERMEGAH DAN TERMEWAH”.  
Sebuah acara bernama KDC Camp. Tahun lalu pada masa kepemimpinan super model kita, (Bunga Riska Ayu Nurlita), KDC Camp diselenggarakan di Pantai Glagah. Hemmmm.......berfikir dan mengingat-ingat, aku sedikit lupa brand yang dibawakan KDC Camp tahun lalu apa, akan tetapi yang jelas, di sini banyak terjadi kesamaan. Kau tahu kawan, apa itu? Yang pertama dan yang paling mengena, “KEHUJANAN” (ini yang bilang mas Ejak). Bila tahun lalu kita kehujanan saat bebakaran jagung, kali ini kita kehujanan saat bebakaran sate. Kedua, rasa bebakaran yang tak “masuk di indra pengecap”. Bila tahun kemaren, rasa jangung bakarnya aneh, untuk tahun ini, rasa sate gosongnya lebih aneh lagi. Hahahahahahahah, peace, sampai Mas Rifa dengan nada candanya berkali-kali bilang, “...pait...pait...pait.......tawar ...tawar...tawar...kopi rasa tawar. Ayo ayo di sini siap menerima semua kritikan”. Yang ketiga, hehehhee, ini sedikit frontal kalo dibilang, “anggaran mepet”. Tahun lalu aku melihat mbak Bunga seperti panik menghadapi dana, kali ini, aku juga melihat kepusingan Mas Basari ngitungin duit. Hahahhahaha ........Semangat Kawan !!!!
Kawan, setiap krisis dan permasalahan dalam organisasi, bila dilewati bersama-sama akan lebih mudah, dan rasa kekeluargaan kita akan semakin kuat. Di sini, kami anggota KDC yang dibilang “desainer muda yang handal” siap berpetualang, menutup tahun 2011, untuk membuka lembaran kisah baru keorganisasian “Keluarga KDC” tahun 2012 di mana pada tahun tersebut, aku yakin  akan terjadi sesuatu yang LUAR BIASA di KDC. Aamiin. Petualangan ini pula, membekaskan sebuah kisah kekeluargaan KDC yang akan dikenang sepanjang masa. Lalu siapa kami? Kami adalah, (Mas Rifa, Mas Mumun, Mas Ejak, Mas Ian, Mas Basari, Mas/Mbak Talkha (peace :p), Mas Dwika (bintang tamu kita hahahhahahha), Mbak Mugi (anggota baru KDC), Tia, Bari, dan aku tentunya, Ita). Mungkin ada beberapa orang dan sebenarnya masih banyak lagi yang berhalangan dalam mengikuti acara ini, akan tetapi, mereka tetaplah keluarga kami, larena kami adalah  “KELUARGA KDC YANG MEGAH”.
## Suatu Kemegahan dan Kemewahan akan Segera Dimulai ##
Kita menargetkan kumpul pukul 14.00 WIB di Kopma. Sekitaran pukul 14.07, tiba-tiba ada pesan masuk dari Tia. Singkatnya, Tia mengabari kalau dia sudah di Kopma. GRUBYAKKKKKK!!!! Jujur, jam segitu aku masih nyante, nonton video SNSD. Hahahaha, ya sudah, dengan masih sante juga aku prepare segala sesuatunya, heheh :p. Sampe di Kopma, ternyata kita masih menunggu, menunggu, menunggu dan masih menunggu jemputan. Akhirnya, sekitaran pukul 16. 48 jemputan sudah datang. Ngek_ngok, awalnya aku pikir kita bakalan makek bis aja, Kopata kek. Tak apa gak ada ac nya, yang penting gak bikin mabuk. Ternyata........ dua kendaraan yang ada di depan mata kami adalah mobil mewah, dan saking mewahnya, plastik segel tempat duduknya belum dilepas. Kata mas nya ini baru. Ahhahahahahah J Langsung kita berangkat, selamat buat Pratia yang sudah menunggu berjam-jam. Akhirnya kita berangkat juga ya J Selamat juga untuk diriku sendiri yang mabuk perjalanan L
Kita dibagi dalam dua mobil. Kami semua melewati perjalanan ini dengan ngobrol dan becandaan, yang bahas mengenai perilaku orang yang suka gonta-ganti mobil setiap bensin abis lah (dan kalian pasti tahu wkwkwkkwkwkw), yang ngomongin masalah KKN (ini khusus bagi mahasiswa angkatan tua ya, hahahahhaha :p Mbak Mugi, mas Ejak, dan Mas Bashari semangat buat KKN nya ya J), dan mungkin mobil sebelah sedang membahas hal yang selalu kumat di malam hari :p. Aku berfikir, malah aneh kalau sampe tidak kumat, karena memang inilah yang khas dari kaum Adamnya KDC. Nggak pagi, nggak siang, nggak malam, ituuuuu terus yang dibahs :p. Itulah yang disebut mewah. Hahahahha -,-. 
@ TKP Pantai Siung
Acara pertama begitu kita menghirup udara Pantai Siung  di malam hari adalah shalat tentunya (karena kita sudah ketinggalan maghrib). Seperti yang dikatakan oleh Mas Rifa, kalau kita mendahulukan shalat, itu namanya megah dan mewah :p. Seusai shalat, kita cabut ke pesisir, buat bebakaran sate. Nah, ini yang khas selalu membuntuti KDC setiap kali hang out ngadain acara. HUJAN. Begitu arang mau hidup, tiba-tiba bressssssss........... Kawan, memang benar yang dibilang Mas Ejak kan? Maka mau tak mau, kita bebakaran satenya di deket tenda, dengan kemampuan ala kadarnya. Dengan rasa sate yang aneh seadanya. Dan dengan rasa teh + kopi yang aneh pula. Walau seaneh apa pun rasa sate yang kita makan, tetap enak juga kalau sudah lapar. Bukan begitu kawan? Ya, meski sedikit pait...pait...dan tawar.......tawar seperti yang dibilang Mas Rifa. Lagian, tak usah mikirin sakit perut, urusan sakit perut itu mah belakangan. Kan ada ketuanya . Hahahhahahahaha. J J J Ini juga, kalau kita sakit perut gara-gara kebanyakan makan biskuit karena nggak hafal-hafal lagu KDC, juga merupakan urusan yang belakanagan. Mumpung ketuanya masih Mas Rifa, hahahaha. (Bagaimana pendapat Saudara selama menjadi ketua???? Hahahhaha).
Sampailah kita pada acara puncak di tengah malam ini, suksesi. Sharing pengelolaan yang menyenangkan, Mbak/Mas Talkha yang dibilang berada di tengah sarang penyamun oleh Mas Mumun, Mas Ian yang hanya menyebut dirinya sebagai bendahara bukan adminkeu, Mas Basari dan Mas Rifa yang katanya sempet teriak-teriak bareng di ruang anggota (sebenarnya, apa yang sedang dilakukan Om-Om ini aku juga tidak terlalu faham hahahahhaha), Mas Mumumn yang sudah menjabat sebagai humas selama dua periode, Mas Ejak yang jatuhnya menjabat di kepengelolaan selama 3 periode, dan Mas Rifa yang kata Mas Ian, saat Mas Rifa mulai sharing terkait pengalaman selama menjadi ketua, kita tinggal tidur saja :p). Sharing yang sangat menyenangkan kawan. Terimakasih atas kepercayaan dan amanah yang hendak Tuhan berikan, tetapi mungkin tidak untuk saat ini. Hanya saja, atas alasan “hendak belajar dan berjuang lebih banyak lagi”, saya belum bisa mengambil tugas ini. Terimakasih atas pengertiannya, saya sangat yakin, pengelola yang kemudian dipilih untuk selanjutnya, di bawah kepemimpinan Mas Basari akan bisa lebih baik dan memajukan KDC lagi. Dan tentunya yang tidak kalah penting, rasa kekeluargaan kita semakin kuat lagi, asal penyakit si om-om yang sering kumat di malam hari jangan sering-sering kumat lagi  (hahahhaha, becanda ya....:p). Perdebatan kita untuk ini memang panjang dan lebih serius kawan, apalagi saat Bari berkata-kata. Akan tetapi, ketahui dan percayalah “keluargaku”, kini ijinkan saya bertanya, adakah seseorang yang tidak menyayangi “keluarganya”?   Apa mungkin keluarga yang sudah disayangi, akan ditinggalkan begitu saja? Oke, lewat note ini saya akan menjawab, bahwa sudah selayaknya kita menyayangi keluarga kita di KDC, sudah selayaknya kita menjaga keutuhan keluarga KDC, walau mungkin nantinya kita memilki urusan, amanah dan kesibukan di luar masing-masing diri kita, setidaknya yang namanya keluarga itu tetap selalu ada bersama kita, dan tidak akan pernah kita tinggalkan, karena merekalah yang kita miliki. Lalu yang menjadi PR kita bersama untuk selamanya adalah, menjaga keutuhan keluarga KDC. Walau mungkin nanti kita sudah sibuk dengan urusan sendiri, walau nanti ada yang sedang lebih membutuhkan kita, walau nanti kita sudah lulus dari UGM sekalipun dan memiliki keluarga sendiri-sendiri, tengoklah KDC. Kita mungkin akan memilki keluarga baru, tapi KDC tetap ada dan selalu menjadi keluarga bagi kita. Betul begitu?  
Refting Termegah dan Termewah KDC
Perjalanan baru dimulai kembali. Setelah menyatukan udara segar pantai siung dengan nafas kekeluargaan ini, kita melanjutkan perjalanan menuju TKP. Perjalanan yang tetap berkelak-kelok, sampai akhirnya harus ada seseorang yang mabuk perjalanan, dan yang lainnya malah menutup telinga sambil bernyanyi “lalallalallalalallalalalallala”. Sungguh memalukan kalau hanya aku saja yang mabuk. Padahal, awalnya aku berfikir, kalau Mas Dwika juga bakalan ikut mabuk perjalanan, hehehehehe peace Mas J.
Sesampainya di TKP, dan seusainya pada bingung nyari toilet (:p),  akhirnya kita action juga. Goa ini meskipun dia bisu, tetapi dia merekam banyak memori. Salah satu memori yang sempat ia rekam adalah, kebersamaan keluarga KDC di tempat ini, bahwa kita pernah di sini betrsama-sama. Nantinya bila kita, mungkin bersama teman-teman kita, bersama pacar kita, bahkan bersama keluarga kita, mengunjungi goa ini kembali, tataplah goa ini, dan bertanyalah padanya di dalam hati. “Wahai goa, apa kau masih ingat, pada penghujung tahun 2011, siapa saja yang datang ke sini? Pasti ada satu keluarga yang megah dan mewah, kau ingat itu siapa kan?” Maka dengan bertanya seperti itu, otomatis kita akan ingat betapa kita memilikiki keluarga yang megah dan mewah di KDC J, dari dulu, sampai akhirnya kita menyadari bahwa kita sudah tua. Oya, bukan keluarga KDC kita saja yang megah, tetapi goa ini juga megah. Kau tau kawan, apa yang membuatnya megah? Hahahahhahahahaha, mungkin karena bisa membuat yang perempuan makin cantik, dan yang pria makin perkasa. Wkwkwkwkkwkwk Itu kata guide nya lho..... :p (semoga kebiasaan om-om tidak kumat saat membaca note ini :p). Maka untuk sesuatu yang megah, harus ada sesuatu persembahan yang megah pula. Apa itu persembahannya? Saya mewakili keluarga KDC, memberi persembahan sepasang sepatu coklat saya hiks.... hiks.... selamat tinggal sepatuku.  
Oke kawan, aku sebenarnya bertanya-tanya, note ini, apa dibaca dari awal sampai pada kalimat ini? Wkwkwkwkwkwkwkwks semoga kalian tidak bosan karenanya. Lewat note ini, aku hanya ingin mengucapkan permintaanmaafku saat suksesi kemarin. Lewat note ini, aku ulang lagi janjiku pada kalian, bahwa sesibuk apa pun nantinya aku, entah itu di kopma maupun di luar kopma, aku akan menyempatkan waktu buat KDC, dan akan tetap menjadi anggota KDC, karena KDC adalah keluargaku, keluarga yang sangat terasa rasa kekeluargaannya yang megah dan mewah J. Karena aku membutuhkan keluarga seperti ini, dan semoga kalian juga membutuhkan keluarga seperti ini pula. Aku menyadari seutuhnya, kalau note ini tidak bisa dibilang bagus tata bahasa dan rimanya, apalagi kalau dibandingkan dengan Mas Ian yang notabenenya anak Komunikasi, dan angkatan 2008 lagi (peace mas J), tapi lewat note ini, semoga menyadarkan kita akan keberadaan Keluarga KDC di tengah kehidupan dan kesibukan kita. Lewat note ini, aku mengucapkan selamat buat Mas Bashari, Mas Ejak, Bari, dan Tia sebagai pengelola KDC selanjutnya. Aku menyadari, banyak sekali peningkatan KDC saat ini, tetapi tetap saja, semoga KDC selanjutnya bisa menunjukkan peningkatan yang lebih bagus. Semoga juga, pengelola KDC sebelumnya, seperti mas Rifa, Mas Mumun, Mas Ian, dan Mbak/Mas Talkha tetap sering nongol di KDC, karena seperti yang aku tulis tadi, kita adalah keluarga, keluarga menjadi bagian yang kita punya. Semoga KDC Camp tahun depan kita ke Karimunjawa, dan semoga di Karimunjawa besok, kita nggak kehujanan lagi ya.... hahahahahhahah.
Btw, mari kita fahami kata-kata Ajahn Brahm yang kurang lebih seperti ini  : “Anakku, apa pun yang kamu lakukan, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu.”  
·         Thanks for Pratia, atas semangat dan pertolongannya selama perjalanan yang berkelak-kelok ya, maaf merepotkan, dan membuatmu pegal J   
·         Thanks for Mbak Mugi yang sudah memberikan plastiknya saat perjalanan yang berkelak-kelok pula J Semangat mbak J