Senin, 13 Februari 2012

10 februari 2011 (LIKA-LIKU METAMORFOSIS)



Selama si ulat bermetamorfosis, selama itu pula ia akan mendapatkan pembelajaran yang akan dapat mengubah hidupnya. Maksud daripada mengubah hidupnya di sini adalah, pengubahan ke arah kehidupan yang lebih baik tentunya. Tentu saja proses metamorfosis yang terjadi seumur hidupnya itu, tidak akan selamanya mulus. Sekali dua kali ia akan menemukan jalan yang berliku, sehingga ia harus sekali dua kali pula membelok-belokkan hidupnya. Sekali dua kali ia akan menjumpai jalan yang terjal, maka ia harus melangkahkan kakinya dengan sabar dan hati-hati, agar  ujudnya yang ingin nampak indah seperti kupu-kupu itu terjaga kualitasnya, tidak terluka sedikit pun dan menjadi lebih indah tentunya. Sekali dua kali pula ia menemukan jalan yang lain lagi jenis bagi kendala dan penunjang metamorfosisnya. Lalu tiba hari ini. Hari di mana ia menemui suatu jalan yang berkelok-kelok.

 Ketika si ulat dan segerombilan yang dinamainya segerombolan ulat, duduk berkumpul dan menghangatkan suasana dengan mengobrol. Topik yang  tengah dibahas adalah tentang organisasi, pejuang, dan antek-anteknya. Hwalahhh............. mungkin banyak orang yang bingung dengan kata itu (antek-anteknya). Iya, di sini si ulat mencoba  merangkum suatu golongan. Ada satu golongan yang memperjuangkan suatu organisasi dengan terus berkomitmen dalam kinerja, ada pula golongan yang memperjuangkan organisasi dengan aktif memberikan kritik sarannya yang sayangnya nampak sebagai suatu pemberontakan mungkin dalam bahasa kasarnya, ada golongan yang datang dan pergi sesukanya tanpa ia tahu organisasi macam apa yang sudah ia masuki, dan ada pula golongan yang memuat orang-orang yang masuk ke dalam, karena mungkin konflik atau sejenisnya ia tidak mendapatkan feel, maka keputusan yang ia ambil adalah meninggalkan organisasi tersebut tanpa keloyalitasan. Huhhffft,  sudahlah   kalau di sini akan membahas itu, note serta blog ku akan membuat orang yang membukanya kehabisan pulsa (lebai abiz), maka mungkin sekarang waktunya bagi si ulat untuk to the point.
Okey, dari obrolan ini apa itu yang si ulat  dapat? Yang didapatnya adalan cerita-cerita tentang suatu organisasi. Tentang struktur di dalamnya. Tentang keloyalitasan di dalamnya. Tentang kinerja di dalamnya.tentang konflik di dalamnya. Tentang kekecewaan-kekecewaan di dalamnya. Semua tentang kebobrokan suatu organisasi kalau aku mengatakannya dalam bahasa kasar. Iya, tentang suatu sistem yang bobrok. Suatu sistem yang bobrok itu pun, membuat si ulat sedikit ragu untuk semakin berjalan ke depan arah organisasi itu. Lalu ketika detik menuju detik berikutnya terus berjalan mengiringi obrolan yang hangat tersebut,  si ulat pun diantarkan pada suatu pemahaman akan organisasi itu. Detik berikutnya, si ulat diingatkan akan arah dari padametamorfosisnya itu. Maka hanya lewat baris-baris kata gombal nan lebai ini, si ulat ingin mengingatkan dirinya kembali akan suatu arah hidup yang diambilnya untuk mendukung proses metamorfosinya.
Ketika di tengah jalan si ulat menemukan kenyataan yang mungkin bisa dibilang sedikit memilkukan sehingga ia menemukan banyak jalan yang berkelok, si ulat pun sempat  linbung, bingung akan belok ke mana ia nantinya. Kenyataan itu membuat ia tidak ingin meneruskan jalannya pada suatu organisasi, karena ia berfikir, akan sangat tidak mudah jalan yang ia lalui. Ia harus lebih banyak menjumpai jalan yang berkelok, terjal, dan berbagai jenis jalan yang menghambat bahkan mendukungnya. Lalu dalam suatu perjalanan panjang, ia teringat akan arah hidupnya. Arah yang membuatnya kuat bertahan, dan bangkit dari keadaan yang sempat membuatnya limbung. Lalu apa itu? Sederhana saja, hanya tentang satu kata dalam mendeskripsikannya. POHON.
Si ulat teringat akan suatu pohon. Tentu saja ini bukan sembarang pohon. Pohon ini adalah pohon yang kuat. Pohon yang berdiri dengan akar yang kokoh, di mana akar ini melambangkan suatu prinsip yang tegas, beridealis serta semangat yang tetap tertanam di dalam dasar jiwa. Iya, akar yang menjadi dasar kuat berdirinya pohon.  Pohon ini dalam hidupnya yang panjang, sudah mengalami berbagai seleksi alam, mulai dari penebangan liar, bencana alam, dan lain sebagainya. Kau tahu kawan, suatu pohon baru dikatakan pohon yang luar biasa, mana kala ia memiliki akar kuat, dan dapat bertahan dari fenomena-fenomena alam yang mematikan tersebut. Ketika pohon itu ditebang, beberapa hari kemudian dia akan memunculkan tunasnya di atas sisa kehidupannya. Dia selamat kawan. Dia bangit lagi dari kematian yang hampir merengut nyawanya. Dia masih berdiri kokoh dengan akarnya, dan hanya membutuhkan hal yang dinamakan WAKTU untuk kembali tumbuh besar dan kokoh. Pohon ini terbukti pohon besar nan kokoh, luar biasa kawan. Seperti pula akarnya, dia merupakan salah satu yang membuat pohon ini tegar. Lalu ketika pohon ini dipuja-puji, si akar tetap berada di balik dasar jiwa, ia tidak akan menampakkan wujudnya. Kau tahu kenapa kawan? Adalah karena ia hanya ingin jauh dari hal yang berwujud SOMBONG. Ia hanya ingin menjadi penjaga kehidupan si pohon, agar ia tetap bertahan untuk  menahan si pohon tetap kuat, tidak dilemahlkan oleh pujian.
Lalu ketika berbagai jalan terjal pun datang. Cukup kata-kata sederhana untuk mengungkapkannya. Hanya suatu kata tentang KAWAN. Jalan yang terjal tersebut tak ubahnya suatu permasalahan hidup, hambatan, dan segala hal yang melemahkan kita. Ketika kita bisa berteman dengan mereka, kita akan bisa bergaul dengan mereka. Ketika kita bisa bergaul dengan mereka, kita akan lebih mudah dalam bertindak. Maka akhirnya kawan, si ulat akan lebih mudah dan dewasa dalam menghadapi berbagai lika-liku dalam hidup...... Maka kawan, bolehkanh si ulat mengajakmu untuk bersahabat dengan lika-liku hidupmu????

Hahahahahah........ semoga saja kalian tidak bosan membaca note dan blog si ulat ya............. Silahkan ambil sendiri hikmah di dalamnya, karena setiap diri, pasti memilki pemaknaan dalam arah hidupnya secara berbeda-beda :-).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar