Senin, 06 Februari 2012

Film Berdurasi 4 Hari 3 Malam dari Jawa Timur (25 Juli-28 Juli 2011)


Sebuah film yang membukakan pintu kesadaran seorang remaja  akan kehidupan luar yang sesungguhnya. Sebuah film bercerita konyol dari sekumpulan orang-orang sakit atau bahkan sakti. Sebuah film yang memaknai sebuah persahabatan, bahwa mereka selalu ada, walau bagaimana pun keadaannya. Selanjutkan, biarkan film ini menjadi saksi bisu kalau mereka pernah mewarnai Jawa Timur dengan 4 hari yang mereka punya.

Awal dari aku menulis cerita ini, aku mendapati kebingungan, akan dimuliai dari mana kisah perjalananku dengan dua orang sahabatku, serta bagaimana harus aku ungkapkan kata-kata indah yang bisa mewakili berkesannya liburan semester kami. Bila dalam novel-novel best seller yang difilmkan, biasanya buku itu lebih indah dan terkesan dari filmnya, tapi kalau untuk perjalaan kali ini, kenyataanlah yang lebih indah dan berkesan dari tulisanku yang acak adul ini. Oke, sebelum pintu ingatanku tertutup, aku akan langsung saja menceritakannya, sebelum pikunku kumat.

Oke, ini adalah sebuah momentum, sebuah acara mbolang dari 3 sahabat, yaitu antara aku, Kopral Nadia, dan Luluk Salsagila. Sebenarnya kami hendak melakukan perjalanan dengan Ilma, tapi karena buleknya sedang sakit, maka dengan berbagai pertimbangan akhirnya dia memutuskan unutk merawat buleknya saja. Dari perjalanan ini, awalnya aku mencari nyamannya liburan, serta aku ingin menginjakkan kaki sejauh mungkin, selain di Semarang, Kebumen dan Pulau Dewata, tetapi ternyata tidak hanya asyiknya liburan dengan sahabat yang aku dapat, melainkan kenyataan akan fenomena kehidupan luar nan liar di sana.  Semua ini sangat berkesan. Kota Batu, sudah kulukis jejak kaki kecilku padamu. Selanjutnya, aku ingin jejak kaki itu juga ada di Jawa Barat.

^_^ Episode Ketinggalan Kereta
Aku orangnya memang susah bangun tidur. Setiap pagi aku selalu bangun di atas jam tujuh, bahkan tak jarang pula di atas jam delapan.  Ohooooo, tetapi tidak untuk hari ini. Aku tidak akan merusak hari yang indah ini dengan sifat pemalasku. Sifat rajinku ketika masih SD terulang kembali. Aku bangun sebelum jam lima. Saat urgen seperti ini aku memang bisa bangun. Lalu berlanjut menyetrika baju-baju untuk mbolang, mandi dan bersiap. Diluar rumah aku melihat bapakku sudah menyiapkan kendaraan untuk aku berangkat ke stasiun. Yahaaaaaaa........Begitu semuanya siap, aku langsung meluncur tanpa sarapan terlebih dahulu.
Seperti rencana semula, aku menitipkan kendaraan dan surat-surat penting di Timuran, rumah pakde dan budeku. Sesampainya di sana, aku mendapati kebingungan mau bagaimana aku ke stasiun. Ehm...ehm......pikir punya pikir, sepertinya jika aku jalan kaki ke stasiun yang jaraknya sekitar 5 km dari Timuran, akan melatihku saat nanti mbolang sampai di Jawa Timur. Okelah, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki.
Aku menginginkan semua ini. Berjalan kaki di sepanjang jalan raya, melihat bis-bis yang dengan cepatnya melaluiku......tapi tiba-tiba Luluk sms kalau dia sudah sampai stasiun...Grubyaakkk!!! Aku jadi tergesa-gesa....satu dua....satu dua...satu dua.....aku semakin tergesa. Di saat aku semakin tergesa, sebersit aku melihat taksi yang dengan sigasnya melaluiku. Aku berfikir sesuatu, ide buruk yang sepertinya harus aku coba melintas di pikiranku. Kalau ini jadi aku coba, akan menjadi yang pertama kalinya dalam hidupku.
            Aku membuka pintu taksi. Sudah aku coba ide burukku ini. Sialnya argo tidak berawal dari angka enol. Argo yang yang tertulis 9.886 pun dikatakan tarifnya 15.000. Sial.....masih pagi udah kena tipu. Inilah kehidupan para supir taksi yang menyesatkan.

Sudahlah, tidak usah difikirkan lagi, itung-itung kasih rizki sopir yang kekeringan rizki. Sekarang saatnya mencari Luluk. Hemmmmmzzzzz kisah suram dari supir taksi berlanjut pada pencarian di stasiun. Mencari dan mencari di mana Luluk tidak ada. Sms tidak dibales. Telpon beratus kali tidak diangkat. Lama –lama geram. Aku berjalan dari stasiun sisi barat menuju timur. Berlanjut dari sisi timur stasiun ke sisi barat stasiun. Aku ulang lagi berjalan dari barat ke timur, lalu timur ke barat. Itu aku ulang berkali-kali, sambil sms dan telpon Luluk........Aku semakin geraaaaaammmmmm, aku memutuskan untuk singgah ke mushola, kali saja dia sedang shalat duha maka tidak menjawab telponku. Hemmmzzz...Hasilnya nihil. Huffffttt..... aku menghela, lalu duduk. Aku mulai berfikir.dari tadi aku sms Luluk tidak dibalas. Aku telpon juga tidak diangkat. Sms Nadia juga tidak dibalas. Telpon pun tidak dijawab..........Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............... seperttinya mereka sedang mengerjaiku.......Aku membayangkan Luluk ke kos nadia, dan pasti mereka di sana sedang tertawa-tawa membayangkan kebimbangan serta kehebohanku. Aku lemas dan terdiammmm..........Aku sempat takut kalau-kalau liburan kali ini tidak jadi............sedangkan waktu sudah mendekati pukul  setengah delapan, haaaaaaa.............keretanya berangkat jam setengah delapan.............haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..............tidaaaaakkkkkkkkkkkkk.....aku sebal dnegan kalian berdua................ Aku diammmmmm........lalu kembali sms dan telpon dua orang pesakitan ini. Tidak hanya itu, aku sampai telpon dan sms kikik serta sekar......hoaaaaaaaaaaaahhhhh........semoga Allah memberiku kesabaran...hemz......Semoga Allah memberiku kemudahan....Alhamdulillah benar Tuhanku menolongku............Di tengah aku hendak sms Luluk untuk ke sekian kalinya, Nadia menelponku. Katanya dia segera otw, dan mengucapkan maaf beribu maafnya, karena dia gak bales smsku serta menjawab telponku. Ya sudahlah.....setidaknya aku sudah mendapat kabar dari Nadia, Luluk pun sudah, dia tidak merasakan hapenya bergetar, karena asyik membaca..............Aku menuju tempat Luluk ngetem.....di pintu masuk.....huftt..........ketemu juga akhirnya.
Langsung kita siap-siap dengan masih menunggu Nadia......Kita memutuskan makan bekal yang aku bawa. Hwahahahaaaaaaaaaaa, sialnya donatku sudah menjamur.........hufffttttttttttttt........kembali dapet sial...............Sial masih berlanjut. Sesampainya Nadia di stasiun, dengan logat dan pembawaan biasanya............dia tertawa menyebalkan serta bilang kalau dia belum beli tiket........lalu kereta pun sudah lewatt......ERRRRRRRRRRRR............HUOAAAHAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..............DASAR KOPRAL....................Dan dia bilang apa, dia telat bla....bla......bla.....bla.........................karena dia NYUCI BAJU................................Hohohoho......ketika dia tengah asik mencuci baju, aku sudah SETRES menanti kabar dari Luluk salsaGILA dan si KOPRAL NADIA..............!!!!!!! Ya, tapi malah aneh kalau dia tidak mengacaukan acara pagi ini..........setidaknya dia sudah meminta maaf. Oh, tapi tidak. Ini adalah permintaan maaf yang sering terucap, dengan kesalahan-kesalaahn yang sejenis dan sespesies....oHohohohohoh................Huaohhhhhh.............Tuhan mengutus Nadia datang padaku adalah tak lain dan tak bukan untuk melatihku bersabaar.....
Mau bagaimana lagi, kita sudah ketinggalan kereta. Tetapi untung saja si KOPRAL tahu menau tentang kereta. Next dia beli tiket lohgawa. Kereta  ekonomi juga dan pemberangkatannya jam setengah sepuluh................Huhuhuhu...harus menunggu lagi, tapi setidaknya tidak menunggu dengan kebimbangan dan kesetresan seperti waktu aku menunggu balesan sms dari kedua orang cunguk ini tadi......

^-^ Episode Kereta Ekonomi Gudangnya Preman
Kereta lohgawa, sebuah kereta berkelas ekonomi melaju di atas rel kereta api. Sepesat laju kereta ini, arus kehidupan serta fenomena yang terkuak di dalamnya tentang dunia luar beserta fenomena-fenomenya juga akan pesat membuka  kesadaraanku. Kehidupan sosial yang sebenarnya akan aku dapati disini, dan di kereta inilah awal bermulanya aku mulai sadar.
Ini untuk pertama kalinya aku naik kereta api. Hahahaha......Biarkan semua ini menjadi momen yang indah dan terkesan. Aku melewati satu gerbong ke gerbong kereta api lainnya. Sempat aku takut saat menuju gerbong kereta selanjutnya. Tahu sebabnya apa kawan? Sebab yang hanya anak konyol yang memikirkannya. Adalah karena aku takut akan tertinggal di antara gerbong (sumpah, seharusnya aku tahu dan sadar kalau gerbong ini tersambung, dan tidak akan tertinggal) dan juga ada rasa bahwa aku merasa seperti berada di dalam lift yang tertutup pintunya, dan aku takut gerbong ini akan tertutup, sedang kedua sahabatku sudah berada di gerbong selanjutnya (ini juga, semakin KONYOL). Ah....sudahlah, mari kita tinggalkan keKONYOLAN serta keIDIOTANKU ini. Next, kita udah dapet tempat duduk, pada gerbong paling akhir, bersama seorang bapak-bapak tua. Tengok punya tengok, Luluk melihat ada sebuah kursi yang benar-benar kosong, duduklah kita di sana, di sebuah gerbong kereta api paling akhir, pada kursi paling belakang pula. Disini, kita bertiga sama-sama untuk yang pertama kalinya berdiri di pintu paling belakang kereta, menyaksikan kereta ini meninggalkan Jogja semakin jauh dan jauh....Rasanya kita sudah berlari......Berlari jauh semakin jauh meninggalkan beban-beban yang nampaknya masih melirik-lirik kepergian kita, hendak mengejar kami. Sayangnya, kereta kami ini lebih cepat dari pada itu. Nanti ketika kami sudah kembali ke Jogja, akan kami selesaikan tugas-tugas kami yang masih tertunda. Selanjutnya mari kita simak, di kereta ini terkuak semua fenomena yang belum aku ketahui dan sadari sebelumnya.
            Pedagang asongan memang khas ada di kereta ekonomi. Tidak seperti pedagang-pedagang asongan di tempat wisata, pedagang asongan di sini menjual jajanannya dengan murah meriah. Dagangan yang dijual pun beragam. Rujak, nasi, air minum, cemilan, penjual pulsa, kaos, kipas, bantal buat tidur di kereta, pengamen, preman, sampai tukang sapu bersih-bersih pun ada. Uniknya di sini, para pedagang asongan yang berlalu lalang saling mengenal satu sama lain. Selain itu, aku bisa menyaksikan antara pedagang asongan serta preman yang terlibat dalam percakapan. Mereka juga tidak sungkan untuk duduk di samping penumpang yang naik kereta dengan membeli tiket, padahal mereka sama sekali tidak membeli, alias numpang kereta untuk menyambung hidup. Inilah kereta ekonomi, antara penumpang dan pedagang sama sederajat. Mereka juga tidak malu dan rendah hati untuk bercakap-cakap serta menggoda penumpang, seperti yang satu ini...Bapak-bapak yang duduk di sebelah Nadia di mana duduknya sudah penuh sesak. ....Dan aku sunnguh menahan tawa dalam hati, si Nadia juga ngeladenin bapak-bapak ini......hahahaha....Untung saja bapak-bapak itu tak terlalu lama. Tapi setelah itu juga berangsur-angsur didatengin asongan lainnya. Sampai pada saat kita beli rujak. Pedagang asongan itu menasehati kami untuk berhati-hati atas barang bawaan kami, mengingat kami berada pada gerbong akhir, dan di kursi paling belakang pula, ditambah kita cuma cewek bertiga. Deg.....deg...deg...aku merasakan jantungku berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Buru-buru kami jadi hebring, menurunkan semua barang bawaan kami, selanjutnya kami sanding di samping kami.
Dalam sedikit kecemasan kami melewati stasiun satu ke stasiun berikutnya. Kota satu ke kota lain sudah terlewati. Jogja, Klaten, Karanganyar, Solo, terlewati. Berikutnya adalah Ngawi, Madiun, dan berakhir di Nganjuk. Kira-kira ketika kita sampai pada antara Solo Ngawi, sebuah kejadian yang benar-benar membuka mataku terjadi. Aku tidak suka pengamen. Selain karena mematikan perekonomian negara, mereka seperti orang malas yang berpangku tangan tidak ingin bekerja, hanya mau menerima uang saja. Kasihanilah para nenek rentan yang masih giat bekerja. Ketimbang mereka yang sebenarnya masih kuat bekerja, tapi malah berpangku tangan. Oleh karena itu, aku tidak suka memberi uang pada pengaman, sekalipun itu cuma receh, aku tidak mau. Lebih baik aku membeli dagangan para nenek-kakek renta yang masih mau bekerja. Tapi sepertinya dan bukan sepertinya lagi itu, tetapi HARUS dan WAJIB prinsip itu tidak berlaku saai ini juga. Pengamen ini brandal, brutal, preman dan segalanya yang mengerikan. Tangan kakinya penuh dengan tato. Wajah dan mulut serta lidahnya penuh tindik. Badannya dekil, ditambah memakai kaos item.....beraksesoris hitam,,,,,,semuanya yang mengerikan-mengerikan... Meminta uang ngamen dengan diikuti gertakannya yang  bikin semua orang harus memberinya uang. Aku pun sedikit terperanjat ketika dia meminta uang. Nadia dan Luluk sebenarnya juga tidak mau memberinya uang, tetapi dia menunjuk-nunjuk tas Luluk. So, kami sedikit lama mengambil uang receh, karena belum ada persiapan.....Sumpah, dia meminta laksana tengah merampok.... Luluk pun segera mencopot jamnya, dan memasukkannya pada tempat yang dianggapnya aman. Sialnya, pengamen tadi duduk di bawah kami....tepatnya di samping Nadia. Nadia lagi....malangnya  si Nadia itu, dia lagi-lagi harus ngobrol dengan preman ini. Segala yang ditanya si preman, ditanggapi Nadia. Sampai preman minta kue camilan kami pun, Nadia yang mengambilkan. Bahkan si preman itu minta di ambilkan satu saja pun, Nadia mengambilkannya. Aduhhhh, kalau aku ingat kejadian ini, sungguh mengerikan dan menyeramkan. Dulu aku pernah dengar cerita kalau ada pengamen yang minta uang tapi gak dikasih, kaki si orang itu diinjak dan dipaksa. Aku dulu prek dengan cerita itu, tapi ternyata SEMUA INI NYATA HALNYA...........AKU SUDAH MERASAKANNYA......Dan aku sadar sesadarnya, kita berada dalam satu kawasan dnegan BERANDALLLL...........Aku pun sadar, kalau pertanyaan-pertanyaan preman itu tidak ditanggapi, mereka akan marah dan mengamukkk....SEREMMMMM............. Yang tadinya jantungku berdetak sedikit cepat, kini aku merasakan jantungku bener—bener berdetak dengan sangat cepat. Terlebih saat dia bertanya, kalau kita di kereta ini cuma bertiga. Hrrrrrrrrrrrrr. Bagaimana keadaanmu disana Nad? Apakah kamu deg-degan? Takut? Panik? Tak tenang? Next, biarkan Nadia melanjutkan percakapan dengan si preman-preman yang lebih IDIOT dari aku itu, Luluk yang melanjutkan tidurnya, dan aku akan terus bertasbih sampai stasiun berikutnya, hingga penjahat ini turun.
ALHAMDULILLAH, kini aku bisa bernafas lega. Turun juga akhirnya para preman ini. Perasaan sedikit lega ketika aku mendengar cerita dari seorang pedagang asongan di sampingku. Katanya, setelah ini nanti, bermula dari Ngawi medan akan aman dari preman. Kau tau kenapa kawan? Adalah jawaban di luar kefahamanku.......Jika ada seorang dari pihak kereta yang melaporkan tentang adanya suatu tindak pencurian, pasti para pedagang asongan-asongan akan berkumpul menghakimi secara sepihak si pencuri itu, bahkan dikroyok sampai mati pun tak jarang. Dan kau tau kawan, mengapa mereka melakukannya? Karena pasti pihak kereta menyalahkan para pedagang asongan, so, dari pada pedagang asongan kena masalah, lebih baik mereka menghakimi pencuri secara sepihak. Sekali pun mereka adalah preman. Karena berada di gerbang akhir ini pula, aku jadi tau bagaimana mengeluhnya pedagang asongan, yang mereka menggerutu karena mereka hanya dianggap karnaval karena dagangan mereka cuma dilihat tidak dibeli lah, bla....bla....bla.....
Kau tahu kawan, karena kejadian ini, hal apa yang akan aku lakukan pertama kali pada semester depan? Aku ingin ikut unit kegiatan mahasiswa bela diri.
^-^ Episode Sebuah nama baru_Gok Min dan Bek ples

Aku telah menginjakkan kakiku di Nganjuk. Kita sempet bingung gimana urutan perjalanan kita selanjutnya. Seperti rencana awal, kita akan singgah ke rumah Ilma di Blitar, lalu berlanjut di rumah Pakpohnya Luluk, tapi dari situ kita bingung medan, waktu dan bla....bla....bla.......Kita bingung dan super bingung. So, Nadia ngajak browsing internet...Oke, capcuz kita ke warnet malam harinya. Hemmmzzzz............udah  satu jam kita browsing google map tapi belum juga nemu peta yang lengkap, selengkap punya Nadia waktu ke Semarang. Nadia ngotot akan terus nyari, cz dia gak pengen nasip buruknya waktu tersesat di semarang terulang untuk kedua kalinya. Oke...............kita konyol waktu itu di warnet..brisik, gak nemu.....lempar-lemparan hape...........dan Nadia masih ngotot mencari petanya.
Karena seperti tidak membuahkan hasil, kita coba tanya Adi. Ternyata oh ternyata, itu merupakan aplikasi sebuah kota, dan Malang belum memiliki aplikasi tersebut, baru kota Semarang saja yang punya. Hemz............Tetap saja si Nadia ngotot nyari. Dia berfikir akan nemuin Malang kalao lokasi dari kota Semarang kita tarik ke timur terus........Ide yang baik, tapi menurutku itu adalah ide terburuk, teridiot dan terkonyol yang pernah ada............Alhasil, emang itu gak bisa di tarik ke timur sampai malang........hemzzzzzz.......Sementara Nadia masih terus ngotot untuk nyari peta, aku udah kayak orang gila di sana, mengeluarkan kata-kata yang menurunkan semangat, gangguin mereka browsing......melakukan hal-hal aneh yang mengganggu mereka browsing dan alhasilnya lagi, aku dapet julukan baru oleh Luluk........Lebih tepatnya aku dengan Nadia, BEGOK....Nadia Be, tapi karena setidaknya dia lebih nalar dikit tinimbang aku, maka namanya pun berbuntut, ples...Jadi Be Ples.......Sedangkan aku....hahahaha...........lebih aneh dari nama Nadia. Gok. Tapi karena aku sungguh pesakitan seperti biasanya, dan malam itu aku lebih pesakitan, maka embel-embel untuk namaku adalah min......jadi Gok Min....zzzzzzzzzzzz Malam ini pula, mereka berbua selalu mengatakan tingkahku not important. Hufffftttttttttttt
Masalah nama abru dan komentar mereka berdua lupakan saja, kita tidak akan membahas ini terlalu panjang, karena cerita selanjutnya akan lebih panjang lagi......hahahahha......Akhirnya ada hasilnya juga kita browsing, kita ngeprint peta yang dianggap sedikit lengkap....hohohohoh........Kemalangan muncul lagi...............Motor Nadia pakek mogok pula...............Seperti biasanya..............kesialan selalu membuntuti kami.... Duh Gusti, paringono sabar........Zzzzzzzzzz
Oke, akhirnya sudah diputuskan kita melanjutkan perjalanan ke Malang, lebih tepatnya di kota Batu. Objek wisata yang akan kami tuju adalah Kebun apel, BNS, dan Jatim Park.............I’m coming........ Selama di perjalanan aku menikmati perjalanan yang dikelilingi oleh bukit pegunungan, alam hijau dengan pohon-pohonnya yang membuat dunia ini rindang dan semua karunia Tuhan berupa alam ini. Sungguh seperti negeri impianku.......Lembah dengan perbukitan hijau yang dikelilingi danau......AKU MENGINGINKANNYA!!!.....Kami melewati Tebu ireng tempat Gus dur dimakamkan...Kita melewati air terjun yang namanya sampai saat ini belum aku ketahui....Kami melewati waduk selorenah............Indah nian dunia ini....tapi settt... mari kita tengok kisah Luluk, ternyata dia sedang menahan mualnya untuk muntah. hahahahahahaha...........
Setibanya di terminal, aku mencoba tipuanku yang biasanya. Aku berbohong. Ya, seturunnya aku dari bis, aku bilang kalau hapeku tertinggal. Hahaha...mereka tidak percaya, tapi tiba-tiba Nadia terkesiap. Dia langsung sadar bahwa dia tidak membawa oleh-oleh bakpia patuk dari Jogja untuk Ilma dan Pakpohnya Luluk.... Grubyakkkk....Nadia lagi, Nadia lagi............................Hal inilah yang menjadi salah satu iklan di setiap waktu mbolang yang kita lalui. Di tengah-tengah momen selalu memikirkan tentang strategi bagaimana cara mengambil bakpia itu. Bla....bla....bla.....kita selalu mendapati diskusi mengenai bakpia............Yang mau diambil mbaknya Luluk lah, yang minta dianterin ke suatu alamat lah, yang mau diambik saudaranya Nadia lah, yang mau dimakan saudaranay Nadia terus suruh ibunya Nadia untuk membeli lah......bla.....bla........bla,,,,,,,,,,,,, diskusi mengenai bakpia selalu datang beriklan............
Cukup sudah....Kita harus memutar otak lagi untuk berfikir, akan kemana jadinya kita entar? Apakah jadi mampir ke rumah Ilma dan pakpohnya Luluk? Bagaimana kita akan mampir kesana, oleh-oleh saja tertinggal.............Kalaupun kita beli oleh-oleh lagi..sayang sekali dengan bakpia itu...Kita juga tidak sedang berkecukupan uang untuk membeli oleh-oleh lagi.........xixixixix.......Tapi Tuhan maha adil, sepanjang perjalanan ke Malang, kita dapet kenalan anak Universitas Negeri Malang, dan seangkatan 2010 pula..Namanya Ita, seperti namaku...............Dia bilang kalau dari Blitar sama Malang tempat pakpohnya Luluk juga masih tetep jauh. Dan dia menawarkan penginapan kosnya untuk kami.... ALHAMDULILLAH....... Sepanjang perjalanan pun  kita tetep melewati dengan ngobrol panjang...Dia bercerita ini itu. Tentang kotanya. Aku pun menceritakan tentang kotaku....Tentang anak Malang yang liburan ke Jogja, dan tentang anak Jogja yang liburan ke
Malang (maksudku kami bertiga hahahahah). Dari Ita aku juga tahu kalau sebenarnya Malang itu daya tarik terbesarnya adalah Kota BaTu......... Tanpa Kota Batu...apa itu kota Malang? Ohya...ini yang aku tangkap dari Mahasiswa luar UGM......Ketika kita berkenalan dengan mahasiswa luar, dan kita mengenalkan jati diri kita dengan memaparkan predikat yang kita sandang sekarang sebagai mahasiswa UGM..............Mereka ada kesan tersendiri pada kita...............Yang kita dianggap wah....ih waow lah....yang kita entar dibaik-baikin sama mereka lah.......... (ini pengalamanku berkenalan dnegan beberapa orang luar, saat dikmenkopnas di Semarang, dan saat ini pula tentunya dengan Ita). So, kawanku...Mari kita sadar..............Kampus tempat kita belajar adalah sebuah kampus luar biasa. Dia secara tidak langsung sudah mengangkat nama kita............So, jangan lewatkan kesempatan dan rizki Tuhan ini......Mari sama-sama menjadi mahasiswa atau pun orang yang LUAR BIASA...Agar predikat UGM  yang kita sadang ini tidaklah sia-sia...........
^_^ Episode Kebun Apel berawallah Cinlok antara Nadia dengan Tukang Ojek
Setibanya di deket kebun apel, kami pun  turun dari bis. Aku langsung lari ke mimnimarket terdekat untuk membeli baterai kamera. Aku tengok Luluk dan Nadia...Mereka sedang istirahat mengembalikan mood mereka dari mual...mual...mual.......Hahaha........syukurlah mereka cuma sebentar seperti itu............Mampirlah kita ke pemakaman pahlawan sebentar, karena kita baru sadar saat iu juga, kalau kita istirahat tepat di samping makam......Mulai kumatlah penyakit kami...NARSIS......MARI KITA FOTO-FOTO DI SAMPING KUBURAN....CEKIDOTTT.....
Setelah beberapa menit meniti jejak di pemakaman pahlawan, berlanjutlah perjalanan kami. Kebun Apel I’m coming. Oleh karena dirasa sedikit jauh dan jalan yang nanjak, kami memutuskan untuk naik ojek ke kebun apel.
Dinginnya cuaca menguatkan kesuburan perkebunan agro wisata ini. Di sini kita memilih paket paling murah, karena terbatasnya uang dan bagi kami, yang penting dapat masuk dan melihat pemandangan sekitar. Begitu memasuki area perkebunan yang kira-kira seluas satu kilometer, kami disambut ramah dengan guide yang ternyata adalah seorang siswa SMK yang sedang PKL. Langsung saja dengan tiket seharga 34.000, kita menyusuri kebun jambu dengan memetik 3 biji, strowberi dengan memetik 4 biji, dan kafe apel dengan mendapat dua buah wafel apel dan jus apel. Kita tidak masuk ke kebun apel, lantaran sedang tidak musim apel, so tidak ada pohon apel yang berbuah. Hemmmmm...........sayang sekali bukan?? Tapi tak apalah, kita tetep enjoy dengan strowberi dan jambu. Ya dan sesuai yang aku katakan tadi, momen saat ini iklan episode bakpia sering muncul. Saat kita memetik strowberi, saat kita memetik jambu, saat kita foto-foto di agro buah, saat kita makan wafel apel di kafe, bahkan saat kami shalat dan istirahat sekalipun. Hemmmmmzzzzz
Setelah dirasa sudah cukup puas dengan kebun apel, kita lanjutkan perjalanan menuju BNS. Kita berencana ngajakin Ita ke BNS, tapi ternyata dia gak bisa ikut. Ya sudahlah, jadi kita bertiga deh ke BNS. Ketika kami hendak meninggalkan kebun apel, aku terdiam sejenak memandangi sekeliling agro. Setelah ini, mungkin akan lama lagi, atau bahkan tidak akan lagi aku ke sini. Maka aku puas-puasin dulu melihat pemandangan sekitar seraya mengambil gambar sekeliling. Nanti jika aku mendapat kesempatan untuk berkunjung ke sini lagi, ada kemungkinan suasana dan pemandangannya sudah berbeda. Kebun ini hijau, kebun ini asri. Udatra di sini dingin, dan aku bisa melihat kota di bawah kawasan ini, sangat menakjubkan kawan.............Kita seperti berada di atas mereka, kota-kota sekitar dnegan rumahnya yang berkotak-kotak. Konyol ya, emang posisi agro wisata di daerah atas....xixixixixiixixi
Ada suatu kejadian konyol saat kita perjalanan menuju BNS. Aku makan buah jambu yang aku simpan di tasku. Notabenenya, tasku kotor, pernah aku masukin kaus kaki kotor, dan setelah beli tas itu, belum pernah sekalipun aku cuci.  Ahahaha, dan uniknya aku, aku prek dengan semua itu. Sakit perut pikir belakangan. Aku malah nawarin Luluk untuk makan jambunya, yang juga disimpan di tasku yang super kotor. Dia sempet menimbang-nimbang, karena akan makan jambu yang tidak dicuci dulu, tapi karena jurus rayuanku mempan, akhirnya makan juga dia. Hahahahahhahahha......Setelah dua sapai tiga gigitan, aku katakan sejarah tasku. Sudah pasti bisa ditebak, dia syok....Syok dan agaknya sedikit marah................ahahahahahahahaha. Walaubagaimanapun juga, dia menghabiskan jambunya. Wkwkwkwkkw......ketika sudah habis dan bersiap dibuang, dia melemparkan jambu itu ke mukaku, setelah aku foto di depan villa orang. Wkwkwkkwkw
Sepanjang perjalanan bakpia tetap menjadi topik diskusi yang paling menarik, dan menyita waktu liburan kami pula. Hemmmmzzzzz.......Saat ini, kita sempet berdiskusi untuk menginap saja, tidak numpang di kos Ita, cz kos Ita juga masih jauh, meski tidak sejauh rumah Pakpohnya Luluk. Akan tetapi itu hanya omongan saja, belum dipikirin masak-masak. Ketika kami sudah berdiskusi jauh, akhirnya kami memutuskan bila harga penginapannya murah, kami akan menginap saja, tetapi kalau mahal, lebih baik kita numpang di kos Ita. Hemzz.......itu baru ide yang baik. Satu lagi ide yang lumayan baik, tapi baik bagi Nadia saja, meminta nomer tukang ojek yang megantar kita ke BNS. Hemz..................tukang ojek itu sudah tua, perutnya buncit dan berkumisan pula....Zzzzzzzz........ Kita lihat apa yang nanti akan terjadi di episode berikutnya.
^-^ BNS, semakin malam semakin eksotik
Batu Night Spektakuler buka setiap sore, dari puku 15.00 WIB. Sepertinya kita bertiga merupakan sekumpulan orang yang tepat waktu. Jam segitu pula kita sampai di BNS, dan pemandangan yang terlihat adalah, sepi.............angin bertiup............wussss............tak ada kehidupan. NGOK....
Bagiku tak apa lah...........aku jadi lebih bisa mengahayati BNS......ihihi..........  BNS berbeda dengan Jatim Park. BNS buka di sore hari, sedangkan Jatim Park pada siang hari. Bila masuk BNS, tarifnya memang jauh lebih murah, tetapi bila ingin merasakan permainan yang menantang, harus bayar lagi. Sedangkan kalau jatim park, tarif masuknya memang jauh dari hrga tarif BNS (7.500), yaitu 40.000, tapi bila kita ingin merasakan permainan, kita sudah tidak dipungut biaya tarif lagi*. (* Untuk permainan tertentu masih dipungut tarif, seperti flying fog...wkwkwkwkwk ).
 BNS semakin malam, semakin menarik dan rame tentunya. Bervariasi jenis lampu dengan warna-warni yang menarik menghiasi tempat wisata ini. Disamping keramaian pengunjung BNS, kita juga semakin rame ngomongin episode bakpia selanjutnya...... Semakin lama di BNS, semakin menarik pula kegiatan kami. Aku dan Luluk naik sepeda udara, bertiga masuk sinema 4 D, berpuas-puas ria foto di BNS...Rame-ramean, sampai akhirnya masuk ke Lampion...Kalau menurtku pribadi, daya tari utama BNS adalah lampu-lampunya yang semakin malam semakin memancarkan keromantisan bagi para pasangan. Kawan, semuanya sangat menyenangkan bila dijalani bersama sahabat tercinta ...... Maka, milikilah sebuah persahabaatan, karena persahabatan itu lebih bermakna dari pertemanan yang biasa-biasa....Dia lebih rame dari yang namanya garing-garing....dia lebih bahkan sayangnya dia lebih lezat dari coklat-coklat yang udah pernah aku makan dan malangnya pula, dia lebih empuk dan lembut dari segala jenis bakpao yang sudah pernah aku makan.......Tapi bagi kamu yang sudah memiliki persahabatan, tugasmu yang paling berat adalah, menjaga persahabaatn itu...........Jagalah...karena dia lebih mutiara dari mutiara asli.....dia lebih terlihat dari emas sekalipun......
Sore beranjak semakin petang. Malam kian larut........Kita masih menikmati suasana BNS............Kita tetep ngetem di Lampion, tapi sayangnya saat itu aku lagi sedang tidak bersemangat.............Bad mood selalu muncul ketika aku lapar...Ya, saat itu aku laper berattttt........Hemzzzz...........Padahal lampion tempat palling eksotis buat mengambil gambar, cz disana ada lampion berbentu balon udara, menara eifel, boneka-boneka, rumah jamur, masjid, candi, kendaraan, gambar-gambar yang mengungkapkan rasa cinta............... Full of pink colour........bright...........romantic.....bla....bla....bla.................Hingga jam hampir menunjukkan pukul 9 malam, kita baru memutuskan untuk keluar dari BNS. Udah makin malam coy, sepertinya kita harus nyari penginapan saja........Gak memungkinkan banged ke kos Ita semalem ini.
Nadia pun sms Pak ojek untuk jemput kita, padahal aku lihat, di sekeliling juga banyak tukang ojek. Di sini, cinlok antara tukang ojek dan Nadia mulai dirasakan hembusan nafasnya...ehem...ehem.....Si tukang ojek itu bales sms nadia dengan gaya lebay............yang bilang kamu ...amu lah............yang bilang dia udah nagntuk lah..........yang tanya kok betah banged lah.bla.....bla......bla........semua pertanyaan dan ungkapan yang tidak wajar oleh seorang tukang ojek pada pelanggannya, dengan ucapan-ucapan orang yang sudah terlihat  berkepala lima sama sekali tidak pantas mengatakannyamengatakannya.....Di sini pula kemalangan kami bertambah dan menjadi semakin banyak. Dasar tukang ojek sialan, nipu kita sampai kering sudah kantong kita......
Di sini perdebatan semakin sengit antara tukang ojek dan kami, yang lebih tepatnya Nadia dan Luluk. Saat itu aku bingung dan terdiam. Tapi satu hal yang aku fahami, kita sedang ditipu dengan menaikkan tarif ojek dan penginapan. Aku disuruh Luluk menghubungi Ita di mana kosnya, biar tukang ojek ini mengantar kita ke kos Ita. Huftttt.....aku menjauh dan menghubungi Ita.......GRUBYAK, kos Ita setengah jam lebih dari situ, ngojek lama banged, mahal pula...mau naik angkot mana ada angkot jam segini? Hemzzzzzzzz.............Luluk merencanakaan sesuatau....Dia bilang pada tukang ojek untuk menurunkan kami pada suatu tempat, biar dijemput Ita.....Padahal kawan, saat itu Luluk berfikir kita akan menginap di mushala...........Setelah aku ketahui rencananya lewat isyarat yang dia berikan, aku terdiam....Aku tak sanggup...Aku takut kalau-kalau di tengah malam ada orang jahat datang....Pencuri kek..pemerkosakek.....perompak.....pencopet.......maling......psikopat....pembunuh...........orang gila....TIDAAAAKKKKKK......Sumpah aku takut...Bayanganku pun kemana-mana.......Ueng.....ng.....ng.....ng.........pusing. Aku pun bilang pada Luluk kalau aku takut. So, Luluk dan Nadia pun memutuskan untuk menginap, tapi mereka terlihat seperti orang yang pasrah dan kecewa. Tahu kenapa? Karena kita akan mendapat penginapan murah, tapi bikan di penginapan, melainkan di rumah teman perempuan si tukang ojek. Aku jadi tak tega melihatnya. Aku ingat kami bersama-sama dari awal. Berbagai tawa dan kekonyolan sudah kita lalui bersama bertiga. Kalau pun malam ini kita tidak nyenyak dan merasa tidak aman tidur, setidaknya kita selalu bersama. AKU MAU. Ya, akhirnya aku mau tidur di mushala. Langsung aku sergah Luluk saat dia mau naik motor, aku mengutarakan kesanggupanku. Oke, setelah itu luluk dan Nadia melakukan setrategi percakapan dengan tukang ojek. Akhirnya, kita minta diturunkan di depan mushala, agar dijemput Ita. Sumpah, saat itu tampang dan ekspresi kita sangat teramat sangat terlihat seperti orang bodoh yang sedang menyusun taktik........Dan kami sadar, si tukang ojek itu pun sudah mulai curiga, terlebih saat aku dengan tergesanya bilang kita jadi ke kos Ita (tidur di mushala) saja.
Perjalanannya membingungkan. Di tengah kebingungan kami, kami diturunkan tepat di depan Jatim Park. Kita mendapati perdebatan lagi dengan tukang ojek....Zzzzzzz.......... Omong punya omong, debat  punya debat, si tukang ojek seakan tahu rencana kami. Dia pun bilang kalau dia akan mengantar kami ke penginapan, dari pada kami tidur di NGEMBONG. Dia pun menakut-nakuti kami bahwa laki-laki sekalipun tidak berani tidur di sana, lantaran kawasan yang tidak aman. Dengan  bimbang dan dalam keadaan bingung, kami pun menyanggupinya....hufffttt........... Kita pun melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Ada gerak-gerik mencurigakan dari si tukang ojek yang bisa menambah cinloknya dengan Nadia. Dia menanyakan nama Nadia dan asalnya........Wkekekekekekekkekeke
Sesampainya kami di penginapan, penginapan sesungguhnya, bukan rumah teman peremuan si tukang ojek, kami langsung ambil kunci kamar dan naik ke atas. Kamar ini jauh berbeda dari bayanganku. Kamarnya luas dengan dua kamar tempat tidur. Kita pun merebahkan tubuh di kasur. Hufffttttttttttt, lantainya dingin sekali. Pertamanya kita tiduran di satu kasur. Kita mulai berceloteh tentang hari ini. Kami pun mengungkit-ungkit semua kebimbangan hari ini, semua kebodohan hari ini, semuanya yang terjadi di hari ini. Sampai penipuan hari ini pun kami ungkit. Sesungguhnya kita sudah sangat capek, tapi obrolan kita malam itu terlalu panjang. Di sana kita tertawa selepasnya, sepuasnya, segila-gilanya, sampai melupakan kalau penginapan  ini juga merupakan tempat umum. Kami sadar kawan, kalau saat ini kami sebenarnya menertawakan keodohan kami, semua kemalangan yang terjadi dari sejak awal, ketika aku setres nungguin dua orang cunguk ini, ketika ketinggalan kereta, kehilangan oleh-oleh........bla....bla...........bla...........bla..............
Tawa kami semakin memecah malam ini sampai ketika Nadia mengatakan sesuatu. Bantalnya bauk iler...............Kabuuuurrrrrrrrrrrrr........kami langsung menuju kasur yang satunya. Kita berebut tempat di sana. Kita berlanjut ngobrol panjang lagi. Tak lama kemudian, hp nadia pun berdering. Sms dari Pak Agus si tukang ojek. Huaaahhahahahahahahahha. Kita semakin terbahak-bahak. Smsnya lebay...dasar tukang ojek lebay..Penipu ulung..........Bulsyit...........Kampret banged ini orang............Gak ada kerjaan. Dasar tukang ojek aneh...aneh.....aneh......ANEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHHH!!!!
Kita tidak akan melupakan hari yang sudah hampir tengah malam. Tanpa cuci tangan dan ganti pakaian aku dan Luluk langsung tidur. Bahkan kami tak sempat shalat isyak, karena aku yang sok tahu di penginapan pasti ada mukena. Faktanya, tidak ada apa pun sama sekali. Huffffttttt......... Saat itu aku salut dengan Nadia, karena diantara kami bertiga, hanya dia yang peduli dengan kebersihan badan waktu itu. Ya sudahlah, kita juga betah tidur dengan badan bauk.....aku satu kasur dengan Luluk yang sama-sama bauk, Nadia di kasur yang satunya, kasur dengan bantal bauk iler....wkwkwkwkwk.
Suasana sesaat hening. Sepertinya kami sudah akan menuju alam mimpi. Aku mencoba menghidupkan percakapan lagi dengan bertanya, kenapa si tukang ojek tidak sms lagi. Luluk langsung menjawab. Kau tahu kawan, apa jawaban Luluk? Dia bilang mungkin kenakalan si tukang ojek sudah dipergokin istrinya, maka si tukang ojek pasti sedang di marah-marahin, diamuk dicakar, lantaran cemburu...bla..bla............bla...........bla.......... Dan  satu lagi, iklan berupa bahasan tentang episode bakpia masih mucul.
^-^ Episode Tantangan Baru dari Jatim Park
Akhirnya setelah sekian rintangan yang kami hadapi, sampai juga kami di Jatim Park. Sebenarnya, asal muasal tujuan kami adalah Jatim Park, BNS dan kebun apel hanya tujuan sampingan. Tapi semua itu bila dilewati bersama sahabat akan terasa sangat menyenangkan kawan..... Untuk selanjutnya, kami akan menghabiskan seharian ini di Jatim Park.
Menurutku dan mungkin menurut semua orang, Jatim Park adalah tempat yang paling cocok untuk rekreasi serta belajar. Di dalam sini ada kumpulan suku-suku di Nusantara lengkap dengan penjelasannya, laboraturium fisika, sejarah-sejarah, taman burung, permainan, tantangan, water boom, gong terbesar kedua di Indonesia, dll. Dari resume kami, semua jenis permainan hampir sudah kami libas, kecuali jenis permainan untuk anak kecil. Apa saja itu? Yang pasti seperti kereta yang tidak muat kami tumpangi.
Flying fog, suatu tantangan yang dari dulu ingin sekali aku coba. Hahah......baru sekarang kesampaian. Nyaliku sempat menciut ketika aku mengajak Luluk dan Nadia untuk ikut tapi mereka tak mau. Hufffttttttt, akhirnya aku naik ke atas dengan kaki gemetaran. Kawan, seperti biasanya pula, aku selalu gemetar sebelum melakukan suatu hal yang menantang, atau pun berbicara di depan publik. Tapi ketika sedang aku alami hal tersebut, semua kenervesanku mendadak hilang. Aku merasa seperti naik ayunan......... Bebas sekali.........Lepaslah semua beban.............Stop... Sssssttttt .... Talinya macet di tengah jalan........GRUBYAKK............ Aku melayang-layang seperti burung kebingungan arah dan tujuan di langit sampai akhirnya bisa turun. Aku PUAS......Ya, akhirnya aku sudah mencoba flying fog.....xixixixixix.............
Di lain pihak, aku merasa menjadi pecundang. Rumah hantu aku tidak berani masuk. Terpaksa aku menunggu Nadia dan Luluk di luar. Salut aku dengan mereka, mereka keluar dengan ekspresi tenang-tenang saja, layaknya hantu sudah jadi teman sespsesies mereka. Selain itu, aku menjerit-jerit ketakutan di dalam rumah pipa, ketika kita sampai di tengah perjalanan lalu mati lampu. Tak lain halnya dengan Nadia.............Hahahahaha........Dia seperti tertinggal kereta jauhhhh..........jauh...........dalam keremangan aku dapat merasakan kalau dia lari terbirit-birit. Di antara kita bertiga, cuma LULUK yang tetep tenang menghadapi kejadian itu....... Sepertinya dia itu emang jelmaan seorang cowok....hohohohohoho. Aku juga tidak berani mencoba tantangan seperti tornado dan sejenisnya. Rumah misterius pun, aku sampai menjerit keras, dan itu aku lakukan di dekat telinga Luluk sampai ia kesakitan...xixixxixixixix. Sumpah..................Kawan, aku emang suka adrenalin, aku suka tantangan.....tapi aku tidak suka tantangan yang berbau memutar-mutar badan (karena aku akan muntah dan pusing, seperti dulu ketika aku masih SD), dan juga hal yang berbau dengan hantu. Aku sama sekali tidak ingin mencoba.......Aku pastikan, ini untuk terakhir kalinya aku masuk rumah misteri seperti itu.......
Dan masih tetap sama, bakpia selalu datang beriklan menyuguhkan diskusinya. Huft....episode si bakpia ini sangat panjang, jalan ceritanya pun rumit dan membingungkan. Selain masalah bakpia, si tukang ojek sialan itu juga turut andil. Pakek sms Nadia lagi lah.............hoaaaakkkk......dasar tua-tua keladi!!!!
^_^ Episode Terdampar Di Alun-Alun Jombang
Hari sudah merambat semakin sore kawan. Saatnya kita untuk pulang, meninggalkan kota Batu yang menjadi saksi akan adanya 3 sahabat konyol yang pesakitan, yang gila, sial, yang malang...........yang semua tentang keidiotan mereka. Bahwa kota ini pernah mereka singgahi. Bahwa kota ini memberikan pengalaman baru bagi ketiganya. Dan bahwa karena kota ini pula, aku semakin tahu akan kehidupan luar.  
Kau mungkin sudah tahu tentang alur cerita kami kawan. Bahwa kita selalu dalam posisi kebingungan. Perjalanan pulang kali ini pun masih bingung pula. Rencaan awal kami ingin langsung capcuz ke Jogja, tapi jadwal kereta yang tidak memungkinkan membuat kami harus menunda kepulangan kami. Dengan medan perjalanan yang masih kami bingungkan, kami memutuskan singgah ke rumah Nadia di nganjuk dulu dari malang. Kita naik bis umum, suau hal yang akan membuat kami tambah malang. zzzzzz
Nunggu bis ini lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bangedddzzzz. Di tengah penantian kami itu, tak disangka kami bertemu Desti, teman kami di kopma..... Dia ternyata di sini untuk sementara kos, karena ada pkl dari jurusannya. Hufffttttttttttt, ngerti gini kita kemaren nginep di kos Desti.....zzzzzz. Karena bis yang ditunggu dan dinanti...diharapkan dengan teramat sangat kedatangannya, tiada muncul pula, kami memutuskan untuk memberli bakso terlebih dulu. Dari sini kemalanagn akan bertambah satu lagi. Zzzzzz kita lihat saja entar. Untuk saat ini, aku sungguh merasa jijik dengan bakso yang aku makan. Pasalnya, warna merah di saosnya,.be..................hoek........hoek.................. kebanyakan ambil sambel lagi.....perutku mendadak jadi panas. Di pinggir jalan pula makannya. Huffttt.............Tapi, saat itu juga, omong punya omong, aku berdiskusi dengan Desti tentang keinginanku selama ini, mbolang ke jawa barat, lebih tepatnya Lembang. Wah, beruntung sekali aku ini ketemu dengan Desti, sepertinya dia akan setuju aku ajak mbolang ke Jawa Barat, AAMIIN. Semoga saja iya..hahahah.....
Akhirnya setelah menunggu sekian lama, bis yang ditunggu datang juga. Tapi, beee................penuh sesak. So, kita berdesak-desakan dnegan semua jenis kelamin, entah itu kaum adam maupun kaum hawa, dan dengan medan perjalanan yang menyebalkan pula. Begitu masuk bis pula, sakit perutku semakin menjadi. Aku sempat berfikir kalau akan lebih baik kalau aku mabuk perjalanan saja agar aku bisa mengeluarkan racun berupa bakso dari perutku. Terbukti juga. Ya, aku mabuk perjalanan. Aku masih sedikit lebih bersyukur daripada Luluk yang mabuk dalam posisi berdiri, karena aku duduk di lantai bis, dengan menyandarkan kepalaku seenaknya pada penungpang yang dapat tempat duduk. Hahahahahahhaha............. Et...dengan memuntahkan racun bakso ini pun, tidak lantas membuat semuanya baik-baik saja. Sekarang giliran bibirku. Husstttttttt, terasa kembali kepedasan sambel yang ku makan di sekitar bibir...zzzzzz........tak ada bedanya. Dan lengkap sudah penderitaanku. Sepanjang perjalanan ini, aku ditagih ongkos angkot mulu oleh kernet.........hufttttttttttttt......iya pak saya pasti bayar!!! Tapi duit gue ada di tas, tasnya lo tarok di bagasi tadi...........Dodol!!!! Sumpah, gue malu ya.....malu bangeedddd.....udah kayak gembel numpang angkot aja.....................Hoaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh...........kemalangan bertubi-tubi muncul, apa karena kami berwisata di Malang? Gak nyambung..........
Kawan, ternyata tidak cukup berhenti sampai di sini penderitaan kita. Kita kembali kluntang-kluntung lagi tak tahu harus menuju ke mana atau pun mau tidur di mana. Pasalnya bis ini menurunkan kita semua tidak di terminal, melainkan di tengah jalan. Jadilah kita terdampar di alun-alun Jombang. NGOKKK......... antara mau melanjutkan perjalanan dengan menginap di rumah salah satu teman kami yang juga tinggal di Jombang. Hufttt...malangnya kami, si Ika sedang di Jogja......NYENGOH!!!!
Mau bagaimana lagi, kita harus tetap melanjutkan perjalanan kami. Kami buru-buru cari bis yang bisa membawa kami menuju Nganjuk. Alhamdulillah, tidak lama kami menunggu, dapat juga kami bis ber ac, tapi bis ber ac, merupakan suatu kemalanagn bagiku. Tapi ALHAMDULILLAHNYA lagi, untung saja aku tidak mabuk. Hehee......Sesampai di rumah Nadia, kami disambut dengan hangat oleh ibu Nadia. Kami juga dimasakin air buat mandi. Aku pun karena merasa tidak enak, terpaksa mandi. Biasanya aku sudah malas untuk mandi saat-saat seperti ini.
^_^ Episode Gembelnya Gembel
Kami pulang ke Jogja hanya berdua, antara aku dan Luluk. Belajar dari pengalaman, kami tidak akan mengambil tempat duduk di gerbong paling akhir dan di kursi paling akhir, tapi kami memutuskan untuk memilih gerbong tengah dan pada kursi yang di tengah pula. Di sini, kita merasa aman, meski aku sempet berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.
Pada episode kali ini, kami sudah tidak membahas tentang bakpia lagi. Dari setiap iklan bakpia yang hadir, akhirnya ada harga akhir untuk iklan tersebut. Pada akhirnya Nadia lah yang mengambil bakpia itu. Aku bingung, kenapa kemarin kita bahas sampai panjang ya, kalau dengan tindakan Nadia mengambilnya semua langsung beres????? Maka berakhir sudah episode si bakpia kesepian....
Sesampainya di stasiun lempuyangan, aku berpisah dengan Luluk yang sudah dijemput bapaknya. Bagaimana dengan aku??? Ini menjadi kebingungan yang besar? Pulang dengan apa aku sekarang? Naik bis bingung jalur. Taksi, takut kena tipu lagi. Becak, semakin mahal dong.........Ahhhh, udahlah nggembel aja.........JALAN KAKI DARI LEMPUYANGAN KE TIMURAN.
Aku menikmati perjalananku menuju Timuran. Aku sudah seperti gembel saja kali ini, gembelnya gembel. Ops, jadi inget, dulu waktu SMA, saat anak PMR lomba YRCC ke semarang, aku dipanggil GEMBEL oleh anak-anak.Wah dasar, mereka tak ada rasa hormat sama sekali dengan ketua PMR Unit 13 ini........wkwkwkw. Tak lama kemudian, di suatu persimpangan, ada seorang tukang becak yang lewat dan menawarkan jasanya. Ah, aku sungguh tidak berminat.  Tapi entah kenapa aku teringat statusku sekarang sebagai mahasiswa PSDK. Hemzzzzzz..............sepertinya aku harus banyak-banyak berdialog dengan yang sejenis tukang becak, agar aku bisa meneliti lebih banyak. Lagian, dengan aku bergaul dengan tukang becak pula, aku akan semakin faham akan kehidupan ini.
Aku tertarik dengan cerita tukang becak ini. Aku simak baik-baik ceritanya. Kawan, mari kita sama-sama belajar dari tukang becak ini. Kalian tahu kawan? Dengan kayuhan becaknya, dia sudah  sukses membesarkan anak-anaknya serta menentaskan pendidikan mereka. Ada yang masih sekolah di Stembayo, ada yang sudah berkeluarga dengan pekerjaan yang sangat layak, ada yang sudah mendapatkan pekerjaan layak tapi belum mau menikah karena ingin membangun rumah dulu....bla....bla....bla.........Dan kau tahu kawan, tukang becak ini bilang, kalau memang banyak tukang becak yang didapati tidur saat menunggu penumpang. Dia mengatakan, kalau niatnya bekerja ya kerja, tidur bisa di rumah. Dan aku menyimpulkan saat itu juga, kalau dengan kesungguhan, meski dengan pekerjaan yang dianggap rendah sekalipun, kita akan bisa sukses. Camkan ini baik-baik kawan, hayati dalam hatimu, dan jadilah penyemangat yang melayang-layang 5cm di depanmu, agar kamu bisa selalu teringat akannya....heheheh, ini di novel berjudul 5 cm. Xixixixix
Oke kawan, bila disuruh meresume liburan kami, liburan kami memang penuh dengan kesialan. Selain itu, kita juga penuh dengan kekonyolan, tipuan, kebingungan, terombang-ambng, kluntang-kluntung kesana-kemari tak tahu arah. Bahkan sering Nadia dan Luluk berkomentar tentang tingkahku yang aneh dan konyol dengan ungkapan “ Not Important”, dengan logat kebule-bulean mereka. Dan aku tahu bahwa pasti Luluk jauh-jauh hari sudah menyiapkan mentalnya karena bakalan pergi dengan anggota trio sakit (Aku, Nadia dan Ilma). Tapi kawan, sungguh, hal-hal seperti itulah yang selalu merekatkan kami. Kalau tanpa itu semua, film ini tidak akan pernah ada. Tanpa semua itu juga, film ini tidak akan menarik. Tanpa semua itu, kami akan kurang rasa manis, asin, asam dalam setiap jamuan kami. Dan dengan semua itu, aku yakin akan menjadi kenangan tersendiri di hati kami, yang nantinya akan kami ceritakan pada anak-anak kami. Agar nantinya, anak-anak kami juga bersahabat layaknya kami sekarang.
Aku akan menutup film ini dengan kata-kata bijak yang baru saja melintas di otakku. “Bila kamu ingin jadi orang KAYA, maka belajarlah jadi GEMBEL. Tapi bila kamu menginginkan GEMBEL, maka nikmatilah status KAYA mu”.

Bantul 31 Juli 2011 22. 59 WIB di suatu desa yang bila temanku medengarnya selalu berkomentar aneh, Ngireng-ireng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar