Aku memilki sahabat-sahabat yang hebat. Mereka adalah orang
yang baik hatinya karena mau bersahabat dengan orang menyebalkan semacam aku,
mereka semua cantik danmanis di mana-mana menjadi primadona tidak seperti diriku
ini, dan yang penting kedua setelah baik adalah, mereka memberiku motifasi
lewat hidup mereka. Mereka semua adalah orang terpilih, yang mana atas kualitas
yang mereka miliki memiliki banyak amanah. Mereka kini menduduki posisi-posisi
sentral suatu organisasi, mereka semua tanpa kecuali. Kikik yang diamanahkan
sebagai bendahara umum JMF, Luluk yang memegang posisi sebagai bendahara Kapstra,
Afra si otak jiplakan IPS yang konsisten sebagai sekretaris Kapstra,
Ilma tembem yang menjadi Kabid BPU, sungguh bukan posisi yang bisa diremehkan,
Nadhia yang menduduki posisi tak kalah penting di menwa, dan ini yang paling
membuat cemburu, dia menjadi primadona di sana, Sibil yang berkali-kali
mendapatkan prestasi juara pertama dalam bidang ‘kejurusan mantra seorang
dukun’ serta Nisa yang siapa orang di dunia ini yang tidak mengetahui ketulusan
hatinya, dia adalah seorang perempuan yang dikenal orang lewat ketulusan dan
kebaikan hatinya, dan kau tau kawan, kurang lebih selama setahun ini aku
memperhatikannya, dia selalu mendapatkan amanah dalam setiap acara yang
diselenggarakan Kapsra, dan itu bukanlah amanah yang main-main . Mereka sudah
menjadi orang berpengaruh di tempat yang mereka pilih. Lalu ketika kami
berkumpul, selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah tentang diri ku, di mana
aku berada, apakah aku sejajar dengan mereka?
Sebenarnya aku ingin memulai tulisan ini dengan kalimat “aku
malu menjadi sahabat dari sahabat-sahabatku”. Tapi aku mengurungkan niatku,
lantaran itu akan menjestifikasi diriku untuk belum menerima amanah sebagai
staff humas Kopma tahun ini. Ya, aku hanya akan positif thinking saja di sini.
Aku akan menyatakan, kalau “sahabat-sahabatku, tidak akan kecewa memilki
sahabat seperti aku”. Itu baru kalimat positif yang membangun. Well, beberapa menit
lalu aku membaca sms dari Tari, sahabatku di Kopma. Dia mengatakan, dia sedang
nervous, menanti datangnya hari Jumat, karena beberapa jam nanti akan diumumkan
hasil seleksi staff. Sama halnya denganku, aku juga nervous. Tapi di sini aku
tidak ingin terlalu berharap. Aku tidak boleh ambisius lagi. Aku memang
menginginkan posisi tersebut, tetapi, Tuhan lebih mengetahui di mana
seharusnya aku berada. Dan dengan
sedikit kesabaran, aku terus menanti waktu selanjutnya yang akan tiba sebagai
penentu.
Beberapa jam lagi, akan ditentukan kesejajaranku dengan
sahabat-sahabatku. Beberapa jam lagi, aku akan bisa menginspirasi mereka. Beberapa
jam lagi, semua akan mulai berubah. Beberapa jam lagi, akan menentukan seberapa
banyak waktu yang bisa aku habiskan bersama mereka.
Bagaimana pun nanti pengumumannya, aku akan tetap bangga
pada diriku sendiri. Aku akan buat sahabat-sahabatku bangga dengan diriku.
Jikalau aku adalah orang terpilih, tentu saja aku sangat senang karena secara
tidak langsung aku tidak akan malu dengan sahabat-sabataku, karena nantinya,
aku akan sejajar dengan mereka. Akan tetapi, jikalau belum tahun ini aku
mendapat amanah tersebut, aku bisa menginspirasi serta menyejajarkan posisiku dengan
mereka lewat kelebihan-kelebihanku seperti menulis, berenang, dan sudah
diterima atau belum diterimanya aku menjadi staff humas nantinya, aku akan
membuat mereka terinspirasi melalui prestasi lomba kepenulisan. Ini adalah
janji untuk diriku sendiri. Ini juga, janjiku untuk sahabat-sahabatku. I’M
PROMISE !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar