Jumat, 17 Februari 2012

Beberapa jam menjadi penentu


Aku memilki sahabat-sahabat yang hebat. Mereka adalah orang yang baik hatinya karena mau bersahabat dengan orang menyebalkan semacam aku, mereka semua cantik danmanis di mana-mana menjadi primadona tidak seperti diriku ini, dan yang penting kedua setelah baik adalah, mereka memberiku motifasi lewat hidup mereka. Mereka semua adalah orang terpilih, yang mana atas kualitas yang mereka miliki memiliki banyak amanah. Mereka kini menduduki posisi-posisi sentral suatu organisasi, mereka semua tanpa kecuali. Kikik yang diamanahkan sebagai bendahara umum JMF, Luluk yang memegang posisi sebagai bendahara Kapstra, Afra si otak  jiplakan IPS  yang konsisten sebagai sekretaris Kapstra, Ilma tembem yang menjadi Kabid BPU, sungguh bukan posisi yang bisa diremehkan, Nadhia yang menduduki posisi tak kalah penting di menwa, dan ini yang paling membuat cemburu, dia menjadi primadona di sana, Sibil yang berkali-kali mendapatkan prestasi juara pertama dalam bidang ‘kejurusan mantra seorang dukun’ serta Nisa yang siapa orang di dunia ini yang tidak mengetahui ketulusan hatinya, dia adalah seorang perempuan yang dikenal orang lewat ketulusan dan kebaikan hatinya, dan kau tau kawan, kurang lebih selama setahun ini aku memperhatikannya, dia selalu mendapatkan amanah dalam setiap acara yang diselenggarakan Kapsra, dan itu bukanlah amanah yang main-main . Mereka sudah menjadi orang berpengaruh di tempat yang mereka pilih. Lalu ketika kami berkumpul, selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah tentang diri ku, di mana aku berada, apakah aku sejajar dengan mereka?

Sebenarnya aku ingin memulai tulisan ini dengan kalimat “aku malu menjadi sahabat dari sahabat-sahabatku”. Tapi aku mengurungkan niatku, lantaran itu akan menjestifikasi diriku untuk belum menerima amanah sebagai staff humas Kopma tahun ini. Ya, aku hanya akan positif thinking saja di sini. Aku akan menyatakan, kalau “sahabat-sahabatku, tidak akan kecewa memilki sahabat seperti aku”. Itu baru kalimat positif yang membangun. Well, beberapa menit lalu aku membaca sms dari Tari, sahabatku di Kopma. Dia mengatakan, dia sedang nervous, menanti datangnya hari Jumat, karena beberapa jam nanti akan diumumkan hasil seleksi staff. Sama halnya denganku, aku juga nervous. Tapi di sini aku tidak ingin terlalu berharap. Aku tidak boleh ambisius lagi. Aku memang menginginkan posisi tersebut, tetapi, Tuhan lebih mengetahui di mana seharusnya  aku berada. Dan dengan sedikit kesabaran, aku terus menanti waktu selanjutnya yang akan tiba sebagai penentu.

Beberapa jam lagi, akan ditentukan kesejajaranku dengan sahabat-sahabatku. Beberapa jam lagi, aku akan bisa menginspirasi mereka. Beberapa jam lagi, semua akan mulai berubah. Beberapa jam lagi, akan menentukan seberapa banyak waktu yang bisa aku habiskan bersama mereka.

Bagaimana pun nanti pengumumannya, aku akan tetap bangga pada diriku sendiri. Aku akan buat sahabat-sahabatku bangga dengan diriku. Jikalau aku adalah orang terpilih, tentu saja aku sangat senang karena secara tidak langsung aku tidak akan malu dengan sahabat-sabataku, karena nantinya, aku akan sejajar dengan mereka. Akan tetapi, jikalau belum tahun ini aku mendapat amanah tersebut, aku bisa menginspirasi serta menyejajarkan posisiku dengan mereka lewat kelebihan-kelebihanku seperti menulis, berenang, dan sudah diterima atau belum diterimanya aku menjadi staff humas nantinya, aku akan membuat mereka terinspirasi melalui prestasi lomba kepenulisan. Ini adalah janji untuk diriku sendiri. Ini juga, janjiku untuk sahabat-sahabatku. I’M PROMISE !!!     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar