Kawan,
kau tahu sebenarnya apa makna sesungguhnya di balik kata ‘ulang tahun’?
Menurutku, adalah bukan pesta,
kesenangan, keramaian, kue ulang tahun, lilin, ucapan, apa lagi kado... Bukan
kawan.... Kau tahu kawan? Setiap orang punya idealisme berbeda. Kalau seorang
sahabat mendapat apa yang aku sebutkan tadi, adalah tak masalah bagiku. Bahkan
kalau aku pun yang mendapatkannya, juga bukan merupakan suatu permasalahan. Kau
tahu kawan, asal semua itu dalam batas idealisme, semua menjadi tak masalah.
Dan di sini, aku mengusung idealismeku sendiri. Aku memberi pemaknaan sendiri
untuk ulang tahunku yang ke 20 ini. Hahahaha, aku tak perlu malu untuk menjadi
tua, apalagi berkepala dua. Kau tahu kenapa kawan? Karena setua apa pun aku,
aku tetap awet muda kan? Kau tahu kenapa kawan? Karena aku memiliki banyak
‘andeng-andeng’. Dari halaman suatu web, aku tahu kalau orang yang punya banyak
‘andeng-andeng’ akan awet muda .... hahahahhahaha...dan aku percaya itu :p
Okey,
kembali lagi kepada sebuah idealisme yang aku ungkit di muka. Menurutku
pribadi, sesungguhnya ketika seorang sahabat tengah berulang tahun, akan lebih
baik bagi dia untuk berdiam sejenak, menyadari betapa sisa umurnya dengan cepat
semakin habis dimakan waktu. Oleh karenanya, dia harus cepat-cepat membenahi
hidupnya? Kau tahu kenapa kawan? Karena, dengan sisa umur yang semakin
berkurang, maka hari di mana kita ditakdirkan untuk mati adalah semakin dekat.
Apa kau sudah siap kawan? Aku tanya sekali lagi, APA KAU SUDAH SIAP KAWAN?
Nyatanya, kita selalu berpesta di hari ulang tahun kita, padahal, di beberapa hari
sebelumnya, kita melakukan kesalahan yang mengurangi tingkat kualitas diri
kita, membuat teman dan sahabat kita jengkel, membuat orang tua murka, bahkan
sampe kucing periaraan tetangga pun murka. Malah yang lebih parahnya lagi,
tikus-tikus sampai kabur dari rumah. Dan apakah kita masih bisa melanjutkan
pesta tanpa beban? Apakah kita akan tetap melanjutkan hari-hari yang tersisa
dengan biasa-biasa saja? TIDAK KAWAN!!! TIDAK!!!
Suatu
ketika mulai sadar telah banyak melakukan kesalahan. Lalu sempat down oleh
karenanya. Dan aku sungguh bersyukur dan menyadari, bahwa hanya orang-orang
yang terpilih seperti akulah yang merasakana dan menyadarinya (wekkkk :p). So,
aku rasa kalian semua sudahlah faham mengapa aku dua hari menghilang tanpa
jejak, tanpa kabar, juga tanpa hp yang bisa dihibungi. Di hari ulang tahunku,
aku memilih untuk menyendiri. Dengan sendiri, aku lebih bisa memikirkan diriku
sendiri, karena hanya ada aku dan jasad yang dititipkan Allah padaku. Aku memastikan
dan meyakinkan pada diriku sendiri, bahwa dengan menghilangnya aku selama dua
hari ini, aku akan benar-benar menemukan diriku sendiri. Aku bisa merefleksi
diriku sendiri, introspeksi dengan apa yang sudah dilakukan selama 20 tahun?
Apa kesalahanku sangatlah banyak? Bagaimana juga dengan timbangan dosaku? Sudah
sejauh mana kemanfaatan dan faedah bagi bumi, atas adanya aku selama 20 tahun?
Dengan begini, waktu seperti inilah yang benar-benar aku miliki untuk diriku sendiri.
Refleksi diri ini akan bermanfaat, dan karenanaya aku bisa menemukan diriku sendiri.
Ini merupakan kado yang aku persembahkan untuk diriku sendiri. Sungguh kado
yang paling istimewa, bila kalian ulang tahun, berikanlah untuk diri kalian
sendiri. Sungguh yang bisa memberi itu adalah diri kalian, bukan orang
lain.
Aku
bisa melihat tampang kalian sudah mulai betek membaca noteku ini. Tapi ini belum selesai kawan. Simak saja
perjalananku untuk diriku sendiri ini. Di sana, aku menemukan banyak hal makna
dalam kehidupan, serta menemukan serpihan-serpihan jiwaku yang tercecer di
jalan. Walaubagaimana pun juga, belum semuanya aku tulis di sini kawan.
- Kamis, 24 November
Malam
harinya, aku sudah mulai meng off kan hapeku, setelah aku memastikan amanah
dari wirus dan Andalusia cukup untuk aku anggap sementara selesai. After that,
aku hanya mendengarkan lagu lewat earphone yang tersambung ke lepi kesayanganku
ini, yang selalu menemaniku begadang setiap malam karena insomnia (yang
ALHAMDULILLAH sekarang sudah jarang insomnia).
- Jumat 25 November
It’s
time for action. Memulai perjalanan menuju shelter transjogja di pojok beteng
kulon. Sebenarnya jaraknya tidak terlalu
jauh dari rumah, tetapi kalau ditempuh dengan hanya berjalan kaki, akan terasa
sangat lama. Tapi kawan, kau tahu apa? Dengan berjalan kaki di sepanjang
trotoar, aku bisa membaca sebuah papan di depan bangunan sebuah gedung. Di situ
tertulis kepanjanagn dari PKK, dan baru sejak saat itulah aku mengetahui kepanjanagan
dari tiga huruf kapital yang sering aku dengar tersebut.
Ini
merupakan pertama kalinya kawan, aku naik transjogja. Jadi jangan tertawa bila
aku nyasar sampai jauh sekali. Tujuanku adalah Malioboro, tapi aku nyasar
sampai ke shelter transjogja di banguntapan, melewati ringroad, jombor, bahkan
bandara udara adi sucipto. Dan yang paling menyebalkan dari semua ini adalah,
aku ditertwakan oleh seisi shelter di sini, ya karena aku yang nyasar. Kau tahu
kawan? Ada seorang ibu-ibu yang berkata seperti ini “Kata pepatah, malu bertanya
sesat di jalan, tapi kalo mbak ini, malu bertanya jadi Jalan-jalan”. Ah biarkan
saja, aku menutup mukaku dengan slayer, bukan karena malu, tapi karena
menghindari polusi.
Aku
tidak akan memikirkan atau menyimpan suara tawa itu di otakku. Kalaupun disimpan, sudah pasti akan cepat pergi,
bentuknya lupa ingatan. Aku melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai juga di
Taman pintar. Langsung saja aku masuk ke pasar tradisional, pasar bringharjo.
Kawan, aku bertanya pada kalian, SE CARE APA KALIAN DENGAN RAKYAT INDONESIA? SE
CARE APA KALIAN DENGAN MEREKA YANG DIAKUI PADA
DIRI MEREKA SEBAGAI RAKYAT KECIL?
Ada seorang nenek yang sudah teramat sangat renta, yang seharusnya istirahat di
rumah, tapi dia di sudut pasar, berjualan telur asin, di mana keadaan dagangannya
pun tidak jauh menyedihkan dengan keadaan si nenek itu. Aku sungguh berharap,
kita semua tidak lupa dengan keberadaan mereka kawan. Apa kalian juga berharap
pada hal yang sama denganku? Dan harapan ini pun aku tujukan untuk diriku
sendiri. Ipuz walau sesibuk apa pun Ipuz, pasti ada sekat di sela kesibukanmu
untuk menyicil cita-cita yang ingin kamu lakukan di masa depan. Pasti ada. Dan
sungguh kawan, kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi kawan? SIAPA?? Haruskan
menunggu anak cucu kita? Aduh coy, jangan coy, keburu entar kena kiamat 2012 :p
(just guyon :p). Lalu yang lebih lucunya lagi kawan, kita sering menyantuni
pengemis, padahal mereka masih bisa bekerja lho. Bahkan tenaga mereka lebih
kuat dari nenek yang aku temui tadi. Kawan...bisa kalian sadari betapa semua
ini tidak adil bagi mereka yang masih semangat untuk bekerja keras, tanpa ingin
menggantungkan hidup pada siapa pun. Sungguh ada baiknya untuk kita mengapresiasi mereka yang masih semangat
bekerja.
Kau
tahu kawan, setelah itu aku nyasar ke tempat-tempat onderdil second, semacam
pasar klitikan gitu. Hwalahhh....isinya bapak-bapak semua. Setiap kali lewat,
ditegur, “Nyari apa Mbak?” Wah maaf saja, saya salah jalan, salah alamat, salah
komunitas, saya bukan pencuriiiiiiiiii bukan banciiiiiiiiiiiii hanya
nyasarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr............... KELUARRRRRRRRRRR.................
Kawan,
kalau ingin mencari fenomena lain di sudut dunia ini, masih banyak lagi yang
lebih menyedihkan dan mengecewakan dari pada seorang nenek rentan yang masih
semangat bekerja. Tapi aku sudah tak kuat hati melanjutkannya. Aku melakukan
sebuah kesalahan, kesalahan karena tidak membeli telur yang diijual nenek itu.
Kau tahu kawan apa alasanku saat itu? Adalah karena aku hanya membawa tas kecil,
dan tidak akan muat untuk menampung telur itu, walau cuma sebutir. Semoga rasa
bersalah ini, mendorongku dan mendorong kita semua untuk sering datang ke sini
lagi, untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Agar kelak kalau sudah
sukses, tidak melupakan pedagang kecil yang masih semangat bekerja. AAMIIN.
(Ada lagi definisi sukses, karena menurutku, suskses itu tidak selalu yang
berbau pada masa depan).
Selanjutnya,
karena tidak menemukan tempat yang cocok untuk menyendiri dan merenung di sini,
aku memutuskan untuk ke malioboro mall saja. Di sini aku sendiri dalam pojok
bangunan pada suatu ruang, duduk menghadap meja, mengeluarkan kertas serta
polpenku, mulai menulis. Aku memang pelupa. Tapi dengan mencatat, aku tidak
aklan lupa lagi, insyaALLAH. Inilah kado spesial. Waktu untuk merengung,
memikirkan diri sendiri, merefleksi diri sendiri, tentang bagaimana aku ini?
Apa kesalahan dan sifat buruk yang harus segera dirubah. Dan bagaimana caranya,
agar bisa merubah semua yang memang harus dirubah. Yang membuat aku terbelalak,
kertasku ini lebih penuh dengan sisi negatifku dari pada sisi positifku yang
hanya beberapa baris, sedangkan sisi negatifku sendiri sampai sehalaman kertas
folio lebih. Ngekkkkk............ maafkan saya Tuhan... Tapi setidaknya, aku
tahu apa yang harus dirubah mulai sekarang. Apa yang harus dilakukan untuk itu. Ya, semua harus segera
dilakukan....Ingat...ingat....ingat kawan, ingatkan aku karena sisa umurku
sudah semakin tipissss.....
Setelah
sekitar satu jam lebih aku bergelut dengan refleksiku sendiri, aku rasa ini
sudah cukup. Nanti sambil jalan, bila aku ingat, aku langsung mengeluarkan
catatanku, guna menambahnya. Oke kalo gitu, melanjutkan perjalanan. Ini waktunya
untuk keluaraga. Aku pulang ke bantul kawan...setelah selama dua minggu tidak
pulang. Hahhahaha....Dan aku sedikit puas di sini, karena aku sudah menebus
satu kesalahanku di pasar bringharjo tadi. Kau tahu kawan apa itu?
Hahahahaha...mau tau gak? Hahahaha, ketika menunggu bis jalur N yang bisa
membawaku sampai ke Bantul, aku membeli
jamu dorong, di grobak dorong nenek-nenek :p. Dan yang sangat menyenangkan,
bisa ngobrol sama neneknya. Seorang nenek yang penuh semangat :D Saya bangga
Nek, sungguh bangga sama Nenek :D
- 27 November
Ini
hari bagiku untuk kembali ke peradaban lagi. Selamat datang kawan-kawan, pesan
kalian meledakkan kotak masuk hape saya (dampak mematikan hp dua hari). Yang
saya petik dari perjalanan saya adalah, kita boleh saja menikmati kemudahan
dalam dunia ini, seperti belanja ke minimarket, hang out ke mall, tapi kita
juga harus sering ke tempat-tempatnya rakyat seperti pasar Bringharjo ini,
karena kita juga rakyat :D. Kita harus saling tolong menolong terhadap sesama
rakyat :D. Sedangkan dari refleksi diri saya sendiri, kertas ini, Insya ALLAH
akan saya jaga dan menjadikannya sebagai bagian dari diri sendiri agar bisa
saya baca setiap saat, agar saya ingat, kalo saya sudah mencatat agenda
perubahan dalam diri saya. Agar saya ingat, sisa umur saya sudah semakin menipisssssss
................
Timuran,
28 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar