Sabtu, 30 November 2013

Ceritanya lagi edisi ‘berdamai dengan Dady Astronot Dedi Astono




Ceritanya lagi edisi ‘berdamai dengan Dady Astronot (Dedi Astono)’

Dear you, “Mantan Trouble Maker yang kini menjelma sebagai Dady Astronot”, ingatkah? Semasa kita kecil dulu, Engkau selalu menggangguku dengan beragam ulah yang kusebut sebagai ‘gangguan’. Sadarkah Engkau membuat masa kecilku dipenuhi tangis, teriakan memanggil Mamah untuk mengadukan kenakalanmu? Huh, Mamah menganggap semua itu biasa saja. Lalu aku bercerita pada teman-temanku. Aku bilang pada mereka Engkau begitu menyebalkan! Aku bilang juga pada mereka kalau aku tak menyukai tingkahmu. Hah, aku tak percaya dengan pernyataan teman-temanku yang mengatakan bahwa Engkau menyayangiku dan cara itulah yang Kau gunakan untuk mengungkapkannya. 

Engkau sering memutar lagu dengan memaksimalkan speaker. Telingaku bising sekali. Andai saja lagu yang Kau putar adalah lagu kesukaanku, faktanya semua lagumu itu aneh! Aku tak bisa memahamimu, sungguh, Engkau aneh sekali! Dan menyebalkan! Aku masih tak bisa memahamimu, seperti waktu aku gagal masuk SMA faforit, Engkau selalu mengejekku, menyindirku dengan nada dan tawa khasmu. Padahal SMA-mu sendiri jauh berada di bawah SMA-ku. Oh….. bisa juga Mamah melahirkan manusia sepertimu. Ohh malangnya nasibku, Mamah selalu membelamu. Waktu aku mengadu, Mamah selalu menjawab, “Yang penting sekarang udah jadi orang,” (Berarti anak kedua Mamah itu dulunya bukan orang ya? wakakkakaka)

Ahhh, jadi ingat. Sebelum Kau berubah bentuk jadi “orang”, Kau harus ke Banyubiru dulu untuk pendidikan. “Selamat jalan Trouble Maker, selamat datang kedamaian hidup!” Hahhaha untuk sementara aku dapat bahagia. Hanya sementara? Memang hanya sementara. Tiba-tiba semua menjadi kosong. Tidak ada yang menggangguku lagi. Rumah jadi sepi karena tidak ada yang memutar winamp amat keras di rumah. Aku mencoba meramaikan suasana. Aku masuk ke kamarmu dan kuputar winamp amat keras. Aku coba resapi lagu-lagu anehmu. Suasana seperti mengikuti lagumu, aneh. Rasanya aneh kalo bukan Engkau yang memutarnya. Tetap ada yang kurang di sini kalo Engkau tak ada. Dan hari itu adalah pertama kalinya aku bisa merasakan rindu. 


Waktu terus berlalu dan Kau tetap seperti itu. Ada yang aneh. Kapan kita bisa sama-sama dewasa, membahas sesuatu yang serius, bukan bertingkah layaknya kakak laki-laki kepada adiknya yang masih TK? Sampai tiba waktunya Kau menikah. Aku kira sejak hari itu semua akan berubah. Aku kira tidak ada yang aneh lagi dnegan tingkahmu.

Hah, siapa bilang? Kau tak berubah, masih saja tetap aneh! Engkau masih menggangguku! Tidak!! Aku tidak lagi mengatakan Engkau menyebalkan dan aneh. Percayalah. Hari itu aku mengetahui rahasia besar dalam dirimu. Ahhhh, mungkin itu bukan rahasia besar bagi orang di luar sana, tapi bagiku ini rahasia besar karena sebagai adikmu,aku baru mengetahuinya.

Aku kira kita memang berbeda. Kita tidak memiliki kesamaan! Entah fisik, sifat, dan mungkin tingkat kecerdasan. Aku kira Engkau sama dengan ****** lainnya. Sampai akhirnya, seseorang di luar sana, seseorang yang tidak ada hubungannya dengan keluarga kita, berkata padaku bahwa Engkau memang berbeda. Dan mulai hari itu, aku mengetahui sebuah rahasia bahwa kita memang memiliki kesamaan. Kejujuranmu, loyalitas dalam bekerja, bagaimana Engkau bekerja, semua itu aku ketahui dari orang lain. Nanar sekali ya? Lalu aku begitu mengingat saat Kau mengejek SMA-ku, aku gantian mengejekmu dengan “****** gadungan”. Tapi Engkau tetap saja aneh. Bisa-bisanya Engkau masih tertawa di depanku usai kuejek seperti itu, terlepas dari . Heran deh….  Engkau memang aneh.

Sejak hari itu, aku mengubah namamu di kontakk hape. Hahhahaha, di kontak hape, dulu namamu “Trouble maker”, sekarang menjadi “Dady Astonot”. Ya…. Meski memang bukan nama aslimu (Dedi Astono) hahahha.

Sekarang, bagiku semua yang aneh darimu itu adalah wajar. Sekarang aku percaya dengan pernyataan teman-temanku dulu. Engkau memang menyayangiku dan aku menyayangimu. Hahhahahahahha :D. Sekarang, akulah yang memutar lagu-lagu anehmu. Kuputar lagu Shagy Dog yang berjudul “Honey” di samping Hamam, putramu. Hahhahaha dan Kau masih aneh, tiba-tiba Kau menghampiri kami dan berjoged.  Itu lucu, Engkau memang lucu. Engkau memang lucu sepertiku.



Tuhan terima kasih telah menghadirkan manusia seperti Dady Astronot di tengah keluarga kami. Mamah terima kasih telah melahirkan kakak ganteng untukku. Ciuuuuus, abangku yang satu ini bener2 ganteng, cakep poooool. Sebenernya banyak lho temen-temenku yang ngefans sama dia, wakakakka :)
 
Akhirnya, aku sayang Dady Astronot. Aku suka tingkah anehnya, yaaaa meski sampai saat ini kita tidak pernah terlibat pada obrolan yang serius dan dewasa. Tetap saja, di matanya aku adalah adiknya yang masih TK :)
    
Berbahagialah Kalian yang memiliki kakak kandung. Percayalah mereka menyayangimu, teramat menyayangimu dengan caranya sendiri-sendiri. Kalian tinggal mempercayai bahwa sayang dan peduli itu ada. Jangan pernah terlambat menyadarinya. Jangan sampai orang lain lebih mengenal dan memahami kakak dan keluarga kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar