Minggu, 01 Desember 2013

Adam dan Hawa yang Dipenjarakan Waktu

 

Hai, Adamku!

Apakah kita bertemu hari ini?

Sedang apa dan di manakah Engkau saat ini?

Ahhh, semua masih misteri bukan?

Kita masih menyelami labirin kehidupan masing-masing

Ada sang waktu yang menanti kita

Sampai akhirnya semua mozaik kehidupan telah menyatu

Sampailah pada satu ujung yang akan mengeluarkan kita dari labirin bersamaan…

Mulaiulah kita menapaki labirin baru, berdua, denganmu sampai akhir nanti

 

 

Itu aku Adam, yang begitu mendapatimu akan kusungging senyum pertanda ketulusan

Kamulah Adamku dan hanya satu Adam bagiku

Karena akulah perempuan yang mengemban prinsip teguh seorang Hawa

Satu Hawa hanya bagi satu Adam di waktu yang begitu mulia

Tidak ada masa uji coba dengan beragam Adam bagi seorang Hawa

 

 

Namun, seorang Hawa sepertiku dapat lengah bila tidak dikuatkan aqidah

Di labirin yang penuh dengan kelokan itu, bermunculan sosok yang memperkenalkan diri sebagai Adam

Mungkin itu Engkau Adam, ataupun Adam bagi Hawa lain

Aku pun mencari tahu apakah itu adalah dirimu, Adam…

Dan Tuhan kita menjawabnya dengan begitu sempurna

Alam pun berproses mengikuti keteguhan hati yang paling suci

Kisah kasih asmara sesaat itu seketika kandas

Ohh Adam, itu memang bukan Engkau….

Sungguh aku tak mampu berkisah dengan sosok yang ternyata bukan Adamku

Karena akulah Hawa yang tidak memperlakukan Adam milik Hawa lain, sebagaimana aku memperlakukan Adamku, INSYAALLAH!

 

 

Semua hanya untukmu seorang, Adamku

Takkan kubuat Engkau cemburu dengan Adam milik Hawa lain

Takkan kubuat Engkau kecewa pada takdir Tuhan yang telah menggariskanku sebagai Hawamu, INSYAALLAH!

Untuk itu aku hanya akan kugenggam tanganmu saja

Untuk itu kuteguhkan hatiku untuk terus bersabar menunggumu

Untuk itu tak akan kulirik Adam lain di tengah labirin kehidupanku

Adam, aku akan menjadi Hawa paling mulia bagimu

Adam, dan Kau akan menjadi imam paling mulia untuk Hawa sepertiku

Semua akan indah, saat kita bertemu nanti di ujung labirin masing-masing

 

 

Bukan, Adamku!

Pertemuan kita bukan karena dua telunjuk di kepala yang bentuknya menyerupai antena dan mengatasnamakan sebagai radar neptunus

Bukan, Adamku yang mulia…

Kita akan bertemu karena Allah..

Al-Quranlah yang akan memberi petunjuk bagi kita menyelesaikan labirin masing-masing sampai saatnya kita bertemu dan memasuki labirin kita berdua

Di sanalah, Adamku

Saat telingamu menangkap lantunan kalimat suci

Saat itulah suaraku akan menuntunmu untuk menemukanku

Dan kusunggingkan senyum saat mendapati wajahmu yang kelelahan mencariku

Di sanalah, Adamku

Saat matamu menangkap peradaban kecil yang mendamaiakan

Di sanalah bocah-bocah kecil yang belum tergores tinta hitam zaman, tengah buncah tawanya dalam nada dan permainan

Di sana pula Engkau akan menemukanku tengah berbagi gelak tawa dengan bocah-bocah pewaris masa depan itu

Akan kuulurkan tanganku, Adam…

Kita bergandengan, berbagi gelak tawa bocah yang akan kita ajarkan bagaimana membumikan Alquran, bukan malah mengajarinya irama yang tak mengenal batas usia

 

 

Hai, Adamku…

Di sini, akulah Hawa yang berdamai dengan gejolak diri dan bersabar menunggu waktu

Akulah Hawa yang mempersiapkan diri sampai akhirnya kita bertemu dengan begitu mulia..

Pertanyaan kecilku, kira-kira sedang di mana Engkau saat ini?

Sedang apa Engkau saat ini?

Adakah Engkau berduka?

Ohhhh esok, tak akan kubiarkan sekali pun Engkau berduka, Adam…

Apakah Engkau kini tengah menggandeng Hawa miliki Adam lain?

Ahhh tidak!!!

INSYAALLAH Adamku tidak seperti itu!

INSYAALLAH semua akan kubuktikan saat di ujung labirin nanti :)

Di tempat yang entah terpaut berapa jengkal jaraknya ini..

Di waktu yang masih memenjarakan pertemuan kita

Mari bersabar sembari mempersiapkan diri

Esok semua akan indah

Esok semua akan menjadi lebih mulia :)

 

 

*Untuk seorang Adam yang  sabar kunanti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar